Page 140 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 JUNI 2020
P. 140
Judul BP2MI Ungkap Oknum Kekuasaan-Pengusaha di Balik PMI Ilegal
Nama Media cnnindonesia.com
Newstrend PMI Ilegal
Halaman/URL https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200616125237-20-
513823/bp2mi-ungkap-oknum-kekuasaan-pengusaha-di-balik-pmi-
ilegal
Jurnalis redaksi
Tanggal 2020-06-16 12:52:00
Ukuran 0
Warna Halaman Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korpo
Sentimen positive
Narasumber
negative - Benny Rhamdani (Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) Siapa yang
terlibat dalam pengirim pekerja migran undocumented? Kami menyebut mereka adalah
komplotan atau sindikat yang melibatkan pemilik modal, yaitu pengusaha, yang mendapatkan
back-up dari oknum-oknum dari institusi-institusi kekuasaan, tentu oknum
negative - Benny Rhamdani (Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) Kalau kita
mengaminkan data World Bank, maka ada selisih 5.3 juta PMI yang tidak tercatat sistem BP2MI.
Diyakini 5,3 juta yang berangkat melalui nonprosedural, yang mereka disebut PMI
undocumented, dokumen tidak lengkap
negative - Benny Rhamdani (Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) Ini sangat
bertolak belakang. Satu sisi negara diperintahkan UU 18/2017 untuk memberikan perlindungan,
tapi sisi lain 5,3 juta orang tidak masuk kontrol negara
negative - Benny Rhamdani (Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) Tentu
negara sangat dirugikan karena dari 3,7 juta orang PMI, devisa yang disumbang sebesar 159,7
triliun tahun 2019, angka yang sangat besar. Bisa dibayangkan kalau 5,3 juta selisih, yang
mereka memilih lewat cara-cara non prosedural
Ringkasan
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI ) Benny Rhamdani menyebut
selama ini pengiriman pekerja migran Indonesia ( PMI ) ilegal secara undocumented dilakukan
oleh sindikat yang melibatkan pemilik modal atau pengusaha.
Ia menyebut sindikat ini tidak bekerja sendiri. Mereka juga diback-up oleh oknum-oknum dari
institusi-institusi kekuasaan.
139