Page 43 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 JUNI 2020
P. 43

Terlepas  dari  materi  pelatihan  di  program  Kartu  Prakerja  yang  mendorong  pesertanya  jadi
              seorang wirausaha, bagi para pelaku usaha, pelatihan-pelatihan dalam program ini tak sesuai
              dengan kualifikasi yang mereka butuhkan.

              Nicolev Hidayat (38), pemilik usaha pengecoran logam di Bekasi, mengakui, pencari kerja yang
              memiliki  sertifikat  prakerja  tidak  istimewa.  Nico  tidak  menjadikannya  pertimbangan  dalam
              merekrut karyawan. Untuk itu, dia tetap akan menyeleksi karyawan berdasarkan kemampuan
              dan keterampilan yang dimiliki si pencari kerja.
              Menurut Nico, jenis pelatihan yang diselenggarakan pemerintah semestinya mempertimbangkan
              kebutuhan  dunia  usaha,  tidak  hanya  dari  yang  diinginkan  peserta  atau  pemerintah.  "Kalau
              pelatihan Prakerja hanya online, jadi agak gimana begitu. Mungkin akan lebih bermanfaat dan
              efektif jika ada lirik and match (penyesuaian) dengan dunia usaha. Jadi, materi yang dilatih
              sesuai dengan kebutuhan perusahaan," tutur Nico.

              M Praha Charavella (27), pemilik Ragam Coffee, Kebayoran, Jakarta Selatan, juga mengakui,

              sertifikat barista dari pelatihan daring tidak menjamin kemampuan seseorang bisa membuat
              kopi  sesuai  standar.  "Kelemahan  pelatihan  online  tentu  tidak  bisa  merasakan  kopi  secara
              langsung. Kalau hanya metode dasar pembuatan kopi di Youtube pun sudah ada," katanya.

              Menurut Sekaringtyas (35), praktisi sumber daya manusia yang mengelola perekrutan pelamar
              kerja  untuk  klien  perusahaan,  banyak  pelamar  memperoleh  informasi  lowongan  dari  media
              sosial dan grup percakapan peserta Kartu Prakerja. Namun, tak ada dari mereka yang lolos
              persyaratan  administrasi.  Dalam  kondisi  ekonomi  saat  ini,  perusahaan  akan  semakin  ketat
              menyeleksi pelamar karena tidak mau merekrut orang yang belum meyakinkan keterampilan
              dan kualifikasinya. (ILO/IRE/NIA)
              Tohirin (39) memanen bayam yang ditanam dengan metode hidroponik di rumahnya di Kota
              Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (6/6/2020). Meskipun kehilangan penghasilan akibat dirumahkan, ia
              mencoba  tetap  produktif.  Tohirin  dirumahkan  karena  hotel  tempatnya  bekerja  terdampak
              pandemi  Covid-19  sehingga  okupansinya  anjlok.  Untuk  itu,  dia  berharap  dapat  tersentuh
              program Kartu Prakerja.


































                                                           42
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48