Page 106 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 106

Setelah dipersoalkan para anggota DPRA yang meminta pemerintah menindak tegas mereka
               hingga akhirnya diklarifikasi Kakanwil Kemenkumham Aceh bahwa para TKA itu tak langgar
               izin lantaran sudah diperpanjang secara otomatis selama pandemi Covid-19.

               Kini fakta baru terkuak kalau ternyata ada 29 TKA asal Cina yang memang tidak memiliki izin
               kerja sejak dari awal masuk ke Aceh.

               Hal ini diungkap Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobduk) Aceh,
               Ir Iskandar Syukri MM MT yang dikonfirmasi Serambinews.com, Jumat (10/7/2020).

               Menurut Kadisnakermobduk, dari 43 TKA yang bermasalah itu, ada yang sudah habis izin
               kerja.

               Bahkan, beber dia, sebanyak 29 orang di antaranya tidak ada izin kerja dari awal.

               "Dari 43 orang tersebut, baru 10 orang yang sudah keluar izin kerja," bebernya.
               Iskandar mengungkapkan, yang saat ini dipersoalkan Disnakermobduk Aceh itu adalah belum
               semuanya tenaga kerja asing (TKA) asal Cina yang bekerja di PLTU 3-4 Nagan Raya tersebut
               mengantongi Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas).

               "Seharusnya  semua  harus  ada  Kitas  dari  Imigrasi  setempat  (Meulaboh)  setelah  keluar
               notifikasi  izin  kerja  dari  Kemenaker  (Kementerian  Tenaga  Kerja).  Kitas  itu  kewenangan
               Imigrasi.

               Nah, kalau notifikasi izin kerja saja tidak ada, pasti Kitasnya juga tidak pernah ada," tukas
               Iskandar Syukri.

               Ia menyatakan, berdasarkan Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan TKA dan
               Permenaker Nomor 10 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penggunaan TKA disebutkan bahwa,
               perusahaan  asing  harus  membuat  Rencana  Penggunaan  TKA  (RPTKA)  yang  ditujukan  ke
               Kemenaker RI.

               Artinya, ulas Kadisnakermobduk, selama mereka masih status WNA tetap harus ada RPTKA
               dari perusahaan yang menggunakan mereka.

               "Jadi, PT MPG (PT Meulaboh Power Generation) selaku pelaksana proyek pembangunan PLTU
               3-4  yang  mempekerjakan  mereka,  tetap  harus  melalui  proses  RPTKA,"  tandas  Iskandar
               Syukri.

               "Kitasnya juga harus dikeluarkan dari imigrasi setempat, bukan Kitas dari provinsi lain. Saya
               rasa itu yang harus diluruskan. Coba saja cek Kitas mereka dari mana. Apakah dari Meulaboh,"
               ucap Iskandar Syukri mempertanyakan.
               Yang  pasti,  belum  semua  (tenaga  kerja  asing  itu)  mengantongi  Kitas  setempat,"  tutup
               Kadisnakermobduk Aceh ini.
















                                                      Page 105 of 345.
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111