Page 151 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 151
Diketahui di dalam kapal itu, aparat gabungan menemukan dua mayat ABK WNI di dalam
lemari pendingin (freezer).
Kapolda Kepri Irjen Pol Aris Budiman menyebut kapal tersebut diduga telah berlayar selama
7 bulan.
"Kapal ini kurang lebih sudah berlayar selama 7 bulan bertolak dari Singapura ke Argentina
dan begitu melewati perairan kita langsung dilakukan penyergapan dengan seluruh aparat
yang ada di laut," kata Aris kepada wartawan, Kamis (9/7/2020).
Penangkapan kapal itu bermula dari laporan warga yang menyebutkan ada praktik tindak
pidana perdagangan orang (TPPO) di dalam kapal tersebut.
Dalam informasi yang diterima, ada sejumlah WNI yang meninggal dunia di dalam kapal
tersebut.
"Seperti pengalaman sebelumnya sebagian besar tenaga kerja kita yang bekerja di kapal ikan
asing itu diperlakukan secara tidak manusiawi dan berdasarkan dokumen untuk mereka
bekerja sering kali dipalsukan dan tidak benar isinya, sehingga dugaan kami kedua kapal ini
salah satunya merupakan tempat dilakukannya penganiayaan," jelasnya.
Dari informasi itu, aparat gabungan langsung menggelar operasi penangkapan kapal tersebut
pada Rabu (8/7/2020) sekitar pukul 06.00 WIB.
Aparat pun mengerahkan helikopter untuk memburu kapal yang dikabarkan telah singgah di
perairan Indonesia tersebut.
"Helikopter ikut bergabung melakukan pencarian melalui udara. Dan berdasarkan
pengalaman bahwa anggota rawan sekali terkena serangan untuk itu kami saling bersinergi,
saling membantu dalam mengamankan Kapal ini, termasuk juga tim Brimob kita terjunkan,"
jelasnya.
Tak perlu waktu lama, aparat gabungan pun menangkap kapal berbendera China tersebut.
Setelah diperiksa, di dalam kapal tersebut memang benar ada dua jenazah ABK WNI asal
Indonesia yang dimasukkan ke dalam lemari pendingin.
Aris menambahkan penindakan terhadap kedua kapal berbendera China tersebut dinilainya
legal secara hukum.
Pasalnya kapal itu ditangkap di wilayah perairan Indonesia.
"TKP dugaan penganiyaan hingga menyebabkan meninggal dunia ini terjadi di bawah wilayah
yurisdiksi Indonesia dan yang dianiayai adalah warga negara Indonesia walaupun dia bekerja
di Kapal Asing. Sehingga kewenangan itu ada di Aparat Kepolisian termasuk juga di TNI AL
dan Bakamla termasuk aparat Indonesia lainnya dapat melakukan tindakan hukum,"
pungkasnya.
Kronologi Penangkapan 2 kapal ikan berbendera China di perairan Kepulauan Riau, bermula
dari informasi keluarga seorang Anak Buah Kapal (ABK).
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Laksamana Pertama (P)
Indarto Budiarto penangkapan 2 kapal asing tersebut dilakukan tim gabungan dari Lanal
Batam, Bakamla dan Polairud Polda Kepri.
Page 150 of 345.