Page 157 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 157
di berbagai daerah akibat pandemi covid-19 sehingga masyarakat berharap mendapatkan
peluang dari program kartu prakerja.
"Dengan adanya covid-19, program ini value-nya naik karena ada banyak yang mengalami
PHK," kata Ganjar saat we-binar Kupas Tuntas Kartu Prakerja dari Kagama, kemarin.
Namun, agar dapat memenuhi harapan dari masyarat, Ganjar melihat masih ada beberapa
hal yang perlu diperbaiki. Misalnya, dalam tata cara pendaftaran dan proses penyaringan
peserta. Demikian pula materi pelatihan yang diberikan.
"Sebenarnya pelatihan di Youtube (ada yang) malah gratis. Untuk itu, kita dituntut untuk
memperbaiki program ini. Selain itu, perlu juga pendampingan kepada masyarakat yang tidak
mengerti pemanfaatan, mulai mendaftar hingga pelatihan," ujar Ganjar.
Ganjar yang juga ketua umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama)
mengusulkan tersedianya data yang valid agar tepat sasaran dan fokus kepada masyarakat
yang terkena PHK dan dirumahkan. Calon penerima manfaat kartu prakerja juga untuk tidak
dibatasi waktu pendaftarannya sehingga memberikan waktu yang lebih luas kepada penerima
manfaat.
Selanjutnya, dirasakan perlu memberi akses kepada penyandang disabilitas. Ganjar mengaku
mendapat keluhan syarat yang dirasa tidak adil kepada penyandang disabilitas.
"Selain itu, gelombang IV juga dibuka dengan prioritas data dari BPJS. Ini juga menjadi
penting dilakukan," ujar Ganjar.
Respons positif
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menyebutkan hasil survei Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada Juni 2020 menunjukkan 96% peserta
menilai program kartu prakerja tidak mubazir.
"Ini bukan survei yang bayar ke pekerjaan, ini (survei) yang tidak ada insentif," kata Direktur
Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari.
Hingga saat ini, jumlah peserta program itu dari gelombang satu hingga tiga mencapai 680
ribu orang. Survei dilakukan kepada 6.000 peserta melalui surel.
Selain mayoritas menyebut program kartu prakerja tidak mubazir, hasil survei juga
mengungkapkan bahwa 92% peserta mengatakan program ini efektif, 94% mengatakan
pelatihan yang diberikan beragam, serta infrastruktur dan fasilitas pendukung memuaskan.
Sebanyak 97% peserta setuju semibansos karena covid-19 dan 76% peserta mau belajar
atau berlatih lagi setelah mengikuti program ini.
Saat ini, pelatihan luring atau langsung bertatap muka belum dilakukan untuk mencegah
penyebaran covid-19.
Di sisi lain, inisiatif warga untuk memberikan pengajaran juga tetap berlangsung, seperti yang
dilakukan Komite Ekonomi Kreatif Kota Medan yang akan membuka kelas prakerja mulai
Agustus 2020 untuk ikut membantu perekonomian warga terdampak pandemi covid-19 di
daerahnya. (YP/Ant/E-1)
Page 156 of 345.