Page 59 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 JUNI 2019
P. 59

Untuk mengatasi tekanan, sejumlah perusahaan ritel memiliki strategi dengan
               efisiensi, seperti menutup gerai dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

               Salah satunya baru-baru ini dilakukan PT Hero Supermarket Tbk dengan menutup
               26 gerai dan PHK 532 karyawan pada 2018.

               Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan, hal
               tersebut masih akan berlanjut pada 2019 lantaran banyak faktor yang
               melatarbelakanginya.

               Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira Adinegara menilai, gejolak sektor bisnis ritel pada
               2018 disebabkan karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga terbilang stagnan.

               "Retail masih tumbuh rendah tahun 2018 kemarin, karena pertumbuhan konsumsi
               rumah tangga enggak naik signifikan, rata-rata stagnan di 5 persen," ujar dia
               kepada Liputan6.com, Selasa (15/1/2019).

               Merujuk catatan pada kasus Hero Supermarket, ia melihat ada penurunan penjualan
               di bidang makanan hingga 6 persen. Ia menuturkan, itu merupakan indikator
               adanya perlambatan konsumsi rumah tangga.

               Akibatnya, dia menghitung hingga sejauh ini ada sekitar lima ritel yang menutup
               usahanya. Antara lain 7 Eleven (Sevel), gerai Matahari di Pasaraya Blok Mahakam
               dan Manggarai, Lotus, Debenhams, dan GAP.

               "Sementara yang mengurangi gerai ada Hero Group dan MAP," ia menambahkan.

               Bhima pun memperkirakan, gelombang penutupan ritel ini tetap akan berlanjut pada
               2019 selama konsumsi rumah tangga dan daya beli melemah. "Kondisi makro
               memang mulai pulih, tapi sangat lambat," tegas dia.

               Faktor lainnya, ia menyebutkan, harga komoditas perkebunan yang rontok juga
               bakal mempengaruhi daya beli masyarakat, baik di Jawa maupun luar Jawa.

               Selain itu, dia memandang masyarakat masih banyak yang menahan diri untuk
               belanja meskipun inflasi hanya menyentuh 3,1 persen. "Ada pemilu juga yang bikin
               masyarakat khawatir gaduh. Ini terutama kondisi kelas menengah perkotaan," ia
               menambahkan.

               Dia juga turut menyoroti faktor bunga kredit yang semakin mahal. Hal itu membuat
               masyarakat berpikir berulang kali untuk berbelanja dengan kartu kredit.

               "Belum cicilan rumah dan kendaraan bermotor jadi naik. Alokasi untuk beli
               kebutuhan pokok di supermarket berkurang," ujar dia.








                                                       Page 58 of 89.
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64