Page 116 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JULI 2019
P. 116

Darmin terkait tujuan revitalisasi tersebut.

               Menurut dia, fokus terhadap pendidikan dan pelatihan vokasi harus dilakukan
               karena sebanyak 55 persen orang Indonesia yang bekerja hanya memiliki
               pendidikan tertinggi setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

               Untuk itu, reformasi lembaga vokasi dapat diupayakan melalui penyesuaian
               kurikulum sesuai dengan kebutuhan industri, memperbanyak tenaga pengajar
               produktif melalui Training of Trainer (ToT), hingga memperbaiki sistem sertifikasi
               serta meningkatkan kualitas akreditasi lembaga vokasi.

               "Kita membutuhkan satu kelembagaan sertifikasi dan akreditasi tingkat nasional.
               Jadi kita bisa semakin mengembangkan vokasi, dan standarnya akan bisa sama
               antara satu kota dengan lainnya. Ini namanya basis scaleability yang menyetarakan
               kompetensi secara nasional," kata Darmin.

               Saat ini, pemerintah siap mendorong peningkatan jumlah lulusan pendidikan tinggi
               vokasi dari 721.000 mahasiswa pada 2019 menjadi sekitar 2,7 juta mahasiswa pada
               2024, seiring dengan upaya peningkatan jumlah kapasitas perguruan tinggi vokasi
               non-politeknik menjadi 572.000 orang.

               Pemerintah juga akan meningkatkan daya tampung politeknik dari 365.000
               mahasiswa di 2019 menjadi 731.000 mahasiswa pada 2024 serta mendorong
               penambahan jumlah program studi sektor-sektor prioritas nasional dengan
               membangun 265 politeknik baru.

               Terobosan lainnya adalah menyusun kurikulum berbasis industri dengan pola 3-2-1,
               yaitu tiga semester teori di kampus, kemudian dua semester praktik di industri, dan
               satu semester praktik yang dapat dilanjutkan di industri ataupun kampus.

               Selain itu, terdapat peningkatan kapasitas dosen produktif melalui ToT, baik di
               dalam maupun luar negeri, termasuk melibatkan dosen yang berasal dari industri
               (silver expert), termasuk adanya pembenahan sarana dan prasarana kampus agar
               sesuai dengan kebutuhan industri.

               Pembenahan lainnya adalah penerapan sistem pendidikan vokasi Multi Entry Multi
               Exit, yaitu mahasiswa bebas untuk masuk atau keluar saat mengikuti pendidikan
               vokasi untuk bekerja, dan diperkenankan masuk kembali pada tahun ajaran
               berikutnya untuk melanjutkan studi.

               Perguruan tinggi vokasi juga wajib memiliki mitra industri untuk memastikan
               terwujudnya link and match antara kebutuhan industri dan kompetensi lulusan
               pendidikan tinggi vokasi, yang didukung oleh keterlibatan industri.

               Keseluruhan ide pembenahan pendidikan dan pengembangan vokasi ini telah
               didukung oleh pemberian insentif pajak super deductible tax tertinggi sebesar 200
               persen yang telah ditegaskan melalui penerbitan PP Nomor 45 Tahun 2019.



                                                      Page 115 of 139.
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121