Page 31 - e-Kliping Ketenagakerjaan 18 Juni 2019
P. 31

Ia diminta tanggapan terkait peringatan Hari Pekerja Rumah Tangga Internasional
               2019 yang berlangsung Minggu (16/6).


               Dengan ketiadaan pengakuan dari pemerintah, kata dia, maka nasib pekerja rumah

               tangga pun jadi terkatung-katung.


               "Baik yang bekerja di dalam maupun di luar negeri, pekerja rumah tangga masih

               menghadapi ketidakjelasan kontrak dan jam kerja hingga upah yang kecil," katanya.


               Belum lagi, kata dia, kekerasan baik fisik maupun verbal yang juga masih

               menghantui kerja para pekerja rumah tangga.


               "Konvensi International Labour Organization (ILO) No 189 tentang Kerja Layak
               Pekerja Rumah Tangga sudah mendorong Indonesia membuat draft Rancangan

               Undang-Undang Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang dapat menjadi dasar hukum

               pengaturan PRT. Tapi sampai sekarang belum juga diratifikasi," katanya.


               Sementara mengenai UU, diakui Anis pihaknya sudah beberapa kali
               memperjuangkannya. Sayang, tidak ada keinginan politik dari legislatif sehingga UU

               ini mangkrak di Senayan.


               "Tak tanggung-tanggung mangkraknya UU PRT itu sejak 2004. Tidak ada komitmen

               dan 'political will' dari DPR dan pemerintah untuk memrioritaskan ini," katanya.


               Anis berasumsi, mangkraknya RUU ini bisa jadi karena isu PRT dianggap tidak

               seksi oleh para pemegang kebijakan.


               Selain itu, katanya, juga ada pandangan kalau mereka yang duduk di DPR adalah
               representasi majikan sehingga tidak mau mengesahkan UU ini.


               "Artinya mereka sendiri yang enggak mau terikat dengan UU ini. Padahal

               pengesahan UU ini cukup 'urgent' untuk PRT," katanya.





                                                       Page 30 of 59.
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36