Page 46 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 desember 2019
P. 46
Title MIGRANT CARE: TKI MASIH RENTAN ALAMI PELANGGARAN HAM DAN KEKERASAN
Media Name antaranews.com
Pub. Date 18 Desember 2019
https://www.antaranews.com/berita/1213899/migrant-care-tki-masih-renta n-alami-
Page/URL
pelanggaran-ham-dan-kekerasan
Media Type Pers Online
Sentiment Negative
Pemerintah pusat dan daerah juga tidak mengambil tindakan signifikan ketika
ratusan mayat pekerja migran dipulangkan ke kampung halamannya, Jember, Jawa
Timur - Direktur Eksekutif Migrant Care Indonesia, Wahyu Susilo mengatakan
tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) masih sangat
rentan mengalami pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan sebagai pekerja
migran dengan beberapa kasus kematian yang dialami pahlawan devisa tersebut.
Sepanjang tahun 2019 tercatat masih terjadi kasus pelanggaran hak asasi pekerja
migran Indonesia diantaranya kematian Tamam (31 Oktober 2019) dan Ngatiyai (11
November 2019) dalam antrean pengurusan paspor di KBRI Kuala Lumpur, kata
Wahyu dalam keterangan tertulisnya memperingati Hari Buruh Migran Sedunia yang
diterima di Kabupaten Jember, Rabu.
Menurutnya kasus itu merupakan ironi tatkala Kementerian Luar Negeri selalu
mengedepankan perlindungan WNI sebagai prioritas politik luar negeri, kemudian
ratusan ribu pekerja migran Indonesia di Malaysia masih berada dalam ancaman
deportasi.
Pemerintah pusat dan daerah juga tidak mengambil tindakan signifikan ketika
ratusan mayat pekerja migran dipulangkan ke kampung halamannya, Nusa
Tenggara Timur, tambahnya.
Selain itu, lanjut dia pekerja migran juga menghadapi kerentanan baru terkait
dengan kebijakan keamanan negara tujuan bekerja seperti yang dialami Yuli
Riswati, perempuan pekerja migran yang juga menjadi citizen journalist Migran Pos
dideportasi bukan hanya karena status keimigrasiaannya, tetapi juga aktivitasnya
dalam mewartakan situasi demonstrasi anti RUU Ekstradisi di Hong Kong.
Sementara di Singapura, tiga perempuan pekerja migran Indonesia harus
menghadapi pengadilan atas dugaan pendanaan aktivitas terorisme.
"Pada awal Desember 2019, Pengadilan Negeri Tangerang menjatuhkan putusan
penjara 11 tahun pada pelaku perdagangan manusia terhadap EH, yang
dipekerjakan di Suriah dan Irak. Putusan tersebut tentu harus diapresiasi," jelasnya.
Dalam satu pekan, lanjut dia dua pekerja migran Indonesia mengalami
Page 45 of 118.