Page 48 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 desember 2019
P. 48
Title TKI MASIH RENTAN ALAMI PELANGGARAN HAM
Media Name republika.co.id
Pub. Date 18 Desember 2019
https://nasional.republika.co.id/berita/q2p7mo459/tki-masih-rentan-ala mi-pelanggaran-
Page/URL
ham
Media Type Pers Online
Sentiment Negative
Direktur Eksekutif Migrant Care Indonesia Wahyu Susilo mengatakan tenaga kerja
Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) masih sangat rentan
mengalami pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Para TKI juga masih rentan
mengalami kekerasan.
Sepanjang 2019 tercatat masih terjadi kasus pelanggaran hak asasi pekerja migran
Indonesia di antaranya kematian Tamam (31 Oktober 2019) dan Ngatiyai (11
November 2019) dalam antrean pengurusan paspor di KBRI Kuala Lumpur.
Demikian diungkapkan Wahyu dalam keterangan tertulisnya memperingati Hari
Buruh Migran Sedunia yang diterima di Kabupaten Jember, Rabu (18/12).
Menurutnya kasus itu merupakan ironi tatkala Kementerian Luar Negeri selalu
mengedepankan perlindungan WNI sebagai prioritas politik luar negeri. Selain itu
ratusan ribu pekerja migran Indonesia di Malaysia masih berada dalam ancaman
deportasi.
"Pemerintah pusat dan daerah juga tidak mengambil tindakan signifikan ketika
ratusan mayat pekerja migran dipulangkan ke kampung halamannya, Nusa
Tenggara Timur," tambahnya.
Selain itu, pekerja migran juga menghadapi kerentanan baru terkait dengan
kebijakan keamanan negara tujuan bekerja seperti yang dialami Yuli Riswati. Yuli
adalah perempuan pekerja migran yang juga menjadi citizen journalist Migran Pos.
Ia dideportasi bukan hanya karena status keimigrasiaannya, tetapi juga aktivitasnya
dalam mewartakan situasi demonstrasi anti RUU Ekstradisi di Hong Kong.
Di Singapura, tiga perempuan pekerja migran Indonesia harus menghadapi
pengadilan atas dugaan pendanaan aktivitas terorisme. "Pada awal Desember 2019,
Pengadilan Negeri Tangerang menjatuhkan putusan penjara 11 tahun pada pelaku
perdagangan manusia terhadap EH yang dipekerjakan di Suriah dan Irak. Putusan
tersebut tentu harus diapresiasi," jelasnya.
Dalam satu pekan, dua pekerja migran Indonesia mengalami permasalahan.
Sebagian besar yakni 74 persen dialami oleh pekerja migran perempuan baik
kekerasan fisik maupun kekerasan seksual.
Atas dasar hal tersebut Migrant Care dalam Peringatan Hari Buruh Migran Sedunia
menuntut kepada Pemerintah Indonesia untuk segera menuntaskan seluruh aturan
Page 47 of 118.