Page 117 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 MEI 2020
P. 117
ada yang sudah tidak ada. Menurut Said, industri tekstil, otomotif, elektronik, dan
farmasi, bahan bakunya sudah semakin menipis. Sementara itu, ekspor bahan baku
di sektor pertambangan pun menurun.
"Fakta ini menjelaskan, new normal tidak akan efektif. Percuma saja menyuruh
pekerja untuk kembali masuk ke pabrik. Karena tidak ada yang bisa dikerjakan,
akibat tidak adanya bahan baku," tuturnya.
Keempat, sudah terjadi PHK besar-besaran di industri pariwisata, usaha mikro kecil
dan menengah, dan transportasi daring mengalami sepi order. Menurut KSPI,
sekarang ada ancaman PHk terhadap ratusan ribu buru di industri manufaktur.
Said menegaskan dalam situasi seperti ini yang dibutuhkan bukan kenormalan baru.
Akan tetapi, solusi untuk menghentikan PHK. Pemerintah seharusnya
memaksimalkan pemberian batuan langsung tunai (BLT) dan subsidi upah.
"Bukan meminta bekerja kembali di tengah pandemi yang mengancam hilangnya
nyawa. Lagipula, bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan, akan kembali bekerja
di mana?" tanya Said.
Kelima, Said mengungkapkan tanpa kenormalan baru pun sebenarnya banyak
perusahaan yang masih meminta buruh untuk tetap bekerja. Maka, yang dibutuhkan
bukan kenormalan baru tapi regulasi dan strategi untuk memastikan bahan baku
impor bisa masuk dan selalu tersedia.
"Di sisi lain penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Karena sebagian perusahaan meliburkan karyawan atau melakukan PHK akibat
profit perusahaan menipis bahkan negatif. Hal itu akibat mereka harus membeli
bahan baku dari impor dengan harga dolar dan menjual dengan rupiah yang sudah
terpuruk," pungkasnya.
Page 116 of 153.