Page 79 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 MEI 2020
P. 79
Di industri otomotif dan elekrtonik, suku cadang makin menipis. Di industri farmasi,
bahan baku obat juga makin menipis. Sementara di industri pertambangan, jumlah
ekspor bahan baku menurun.
"Fakta ini menjelaskan, kenormalan baru tidak akan efektif. Percuma saja menyuruh
pekerja untuk kembali masuk ke pabrik. Karena tidak ada yang bisa dikerjakan,
akibat tidak adanya bahan baku," kata Said Iqbal.
Keempat, PHK besar-besaran yang terjadi di industri pariwisata, UMKM, dan sepinya
order yang diterima transportasi online hingga kini belum ada solusi. Bahkan di
industri manufaktur, ancaman PHK terhadap ratusan ribu buruh sudah di depan
mata.
Kelima, tanpa kenormalan baru pun sebenarnya masih banyak perusahaan yang
masih meminta buruhnya tetap bekerja. Dengan demikian, yang dibutuhkan para
buruh dan pengusaha adalah regulasi dan strategi untuk memastikan bahan baku
impor bisa masuk dan selalu tersedia di industri.
"Di sisi lain penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar,
karena sebagian perusahaan meliburkan karyawan atau melakukan PHK akibat
profit perusahaan menipis bahkan negatif dikarenakan mereka harus membeli
bahan baku dari impor dengan harga dolar dan menjual dengan rupiah yang sudah
terpuruk," kata Iqbal lagi.
Pewarta: Indriani Editor: Erafzon Saptiyulda AS COPYRIGHT (c)2020 .
Page 78 of 153.