Page 352 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 SEPTEMBER 2021
P. 352

Menurut  Menaker  Ida,  dialog  sosial  dilakukan  di  lingkungan  perusahaan  guna  terwujudnya
              kenyamanan bekerja bagi perempuan.
              "Kalau  perusahaan  punya  komitmen  itu  kan  orang  gak  berani  macem-macem  melakukan
              kekerasan atau pelecehan seksual," ucap Menaker Ida pada acara Dialog Sosial dengan Pengurus
              Serikat Pekerja Perempuan di Balai K3 Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/10/2021).

              Menaker Ida menyatakan, bentuk kekerasan atau pelecehan seksual ada verbal dan non-verbal.
              Keduanya tidak boleh terjadi atau menimpa pekerja, khususnya pekerja perempuan.

              Menurutnya, inisiasi dialog sosial dengan manajemen perusahaan harus datang dari perempuan
              karena perempuan lebih memiliki kepekaan daripada laki-laki.

              "Perempuan yang harus pro aktif dialog, memsosialisasikan ke kalangan pekerja dan perusahaan
              melalui forum-forum yang ada di perusahaan agar tidak boleh terjadi kekerasan, pelecehan,"
              ujarnya.

              Menurutnya, jika sering dilakukan sosialisasi maka ruang bagi siapa pun yang akan melakukan
              kekerasan atau pelecehan menjadi tertutup.

              "Kita tidak menoleransi kekerasan atau pelecehan. Siapa pun pelakunya. Perempuan pun jika
              melakukan kekerasan, maka ia wajib diganjar hukuman yang sama," ucapnya.

              Lebih luas, ia menyatakan bahwa sosialisasi antikekerasan atau pelecehan juga perlu dilakukan
              di luar tempat kerja, seperti keluarga dan lingkungan sosialnya.

              "Temen-temen ini perlu memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat," ujarnya.

              Turut  hadir  dalam  kesempatan  ini  Dirjen  PHI  dan  Jamsos,  Indah  Anggoro  Putri;  Dirjen
              Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang; Staf Khusus Menaker, Dita Indah Sari dan M. Reza
              Hafiz;  Kadisnakertrans  Provinsi  Jawa  Barat,  Rachmat  Taufik  Garsadi;  dan  Kepala  Balai  K3
              Bandung, Muhammad Imran.




































                                                           351
   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357