Page 358 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 SEPTEMBER 2021
P. 358
Menurut Menaker Ida, dialog sosial dilakukan di lingkungan perusahaan guna terwujudnya
kenyamanan bekerja bagi perempuan.
"Kalau perusahaan punya komitmen itu kan orang gak berani macem-macem melakukan
kekerasan atau pelecehan seksual," ucap Menaker Ida pada acara Dialog Sosial dengan Pengurus
Serikat Pekerja Perempuan di Balai K3 Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/10/2021).
Menaker Ida menyatakan, bentuk kekerasan atau pelecehan seksual ada verbal dan non-verbal.
Keduanya tidak boleh terjadi atau menimpa pekerja, khususnya pekerja perempuan.
Menurutnya, inisiasi dialog sosial dengan manajemen perusahaan harus datang dari perempuan
karena perempuan lebih memiliki kepekaan daripada laki-laki.
"Perempuan yang harus pro aktif dialog, memsosialisasikan ke kalangan pekerja dan perusahaan
melalui forum-forum yang ada di perusahaan agar tidak boleh terjadi kekerasan, pelecehan,"
ujarnya.
Menurutnya, jika sering dilakukan sosialisasi maka ruang bagi siapa pun yang akan melakukan
kekerasan atau pelecehan menjadi tertutup.
"Kita tidak menoleransi kekerasan atau pelecehan. Siapa pun pelakunya. Perempuan pun jika
melakukan kekerasan, maka ia wajib diganjar hukuman yang sama," ucapnya.
Lebih luas, ia menyatakan bahwa sosialisasi antikekerasan atau pelecehan juga perlu dilakukan
di luar tempat kerja, seperti keluarga dan lingkungan sosialnya.
"Temen-temen ini perlu memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat," ujarnya.
Turut hadir dalam kesempatan ini Dirjen PHI dan Jamsos, Indah Anggoro Putri; Dirjen
Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang; Staf Khusus Menaker, Dita Indah Sari dan M. Reza
Hafiz; Kadisnakertrans Provinsi Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi; dan Kepala Balai K3
Bandung, Muhammad Imran. [hrs].
357