Page 26 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 AGUSTUS 2021
P. 26

Ringkasan

              Jawa Barat menjadi provinsi terbesar kantong pekerja migran Indonesia. Namun, tidak semua
              pekerja  migran  Indonesia  asal  Jawa  Barat  diberangkatkan  melalui  perusahaan  penempatan
              resmi. Saat ini, ditengarai masih banyak calo penempatan pekerja migran ilegal di Jawa Barat.
              Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menegaskan,
              semua kabupaten dan kota di Jawa Barat merupakan titik sentrum pekerja migran Indonesia.
              Baik yang mendapatkan penempatan resmi maupun penempatan ilegal.



              JABAR KANTONG PMI MASIH BANYAK PEKERJA ILEGAL

              Jawa Barat menjadi provinsi terbesar kantong pekerja migran Indonesia. Namun, tidak semua
              pekerja  migran  Indonesia  asal  Jawa  Barat  diberangkatkan  melalui  perusahaan  penempatan
              resmi. Saat ini, ditengarai masih banyak calo penempatan pekerja migran ilegal di Jawa Barat.

              Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menegaskan,
              semua kabupaten dan kota di Jawa Barat merupakan titik sentrum pekerja migran Indonesia.
              Baik yang mendapatkan penempatan resmi maupun penempatan ilegal.

              "Jawa  Barat  merupakan  provinsi  yang  menjadi  kantong  terbesar  pekerja  migran.  Kita  ingin,
              sebesar-besarnya penempatan adalah penempatan (pekerja migran Indonesia) secara resmi.
              Dengan demikian, dapat menjadi devisa cukup besar dalam bentuk remittance oleh para pekerja
              di luar negeri. Namun, di sisi lain, semua kabupaten/kota di Jawa Barat menjadi titik sentrum
              penempatan pekerja migran, baik secara resmi maupun secara ilegal," kata Benny di sela-sela
              sosialisasi perlindungan pekerja migran Indonesia, di Kabupaten Bandung, Sabtu (28/8/-2021).

              Menurut Benny, saat ini jumlah pekerja migran yang tercatat secara resmi mencapai 4,2 juta
              orang. Namun, tidak sedikit juga pekerja migran yang diberangkatkan ke luar negeri melalui
              agen atau calo penyalur tenaga kerja tidak resmi.

              Namun, Benny tidak menjelaskan jumlah pekerja migran yang diberangkatkan secara tidak resmi
              tersebut.

              "Kalau pekerja migran tidak resmi, itu kita tidak mengetahui siapa mereka. Kecuali jika mereka
              (pekerja migran) kemudian lari ke KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia), kita baru tahu
              jumlahnya. Kalau secara resmi kan kita juga mengetahui by name by addres penempatan pekerja
              migran itu," ucap Benny.

              Untuk menyelesaikan persoalan pekerja migran yang diberangkatkan secara tidak resmi ini, kata
              dia, negara harus mengambil langkah penyelesaian dari hulu.

              Salah  satunya  dengan  optimalisasi  operasi  jalur  tikus  penyaluran  pekerja  migran  yang
              diberangkatkan secara tidak resmi. "Seperti dari pelabuhan dan lintas batas negara," ucapnya.

              Kolaborasi

              Untuk melindungi masyarakat dari calo penyaluran tenaga kerja tidak resmi ke luar negeri itu,
              kata Benny, pihaknya berkolaborasi dengan lembaga lainnya, termasuk pemerintah daerah.

              Tujuannya,  menjelaskan  tentang  pentingnya  perlindungan  calon  pekerja  migran  dengan
              memanfaatkan jasa penempatan pekerja migran resmi negara.

              "Ini adalah bagian sosialisasi kami agar masyarakat paham bahwa bekerja ke luar negeri itu
              adalah hak. Negara akan memberikan fasilitas kemudahan, bahkan kemurahan kepada calon

                                                           25
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31