Page 351 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 AGUSTUS 2021
P. 351

Dia  juga  tidak  memiliki  jaminan  berupa  BPJS  ketenagakerjaan,  padahal  memiliki  risiko  yang
              sangat tinggi ketika bekerja di jalanan. "Orang lain mungkin punya pilihan untuk di rumah saja,
              tapi anak istri mau makan apa kalau saya tidak keluar.

              Di masa pandemi seperti sekarang, taruhannya nyawa, tapi iuran BPJS Kesehatan saja masih
              dipotong dari pendapatan kami," tuturnya.

              Kurir e-commerce yang lain, Ade Putra mengatakan, selama ia bekerja di lapangan, ada berbagai
              macam kendala yang dibebankan sepenuhnya kepada kurir. Mulai dari toko yang tutup, penerima
              yang tidak di tempat ketika mengantarkan pesanan COD, barang pesanan yang sudah habis,
              kendaraan yang mendadak bermasalah, hingga ukuran paket yang Jumlah Kurir dan Performa
              ternyata sangat besar sehingga sulit dibawa menggunakan motor, tetapi tetap harus diantarkan.

              "Pihak aplikator mana mau tahu kendala-kendala tersebut, tidak ada toleransi karena kami tetap
              harus menyelesaikan orderan dengan kendala yang ada," ucap Ade, yang merupakan kurir jasa
              pengiriman barang cepat Lalamove.
              Kendala  tersebut  membebani  dalam  hubungan  kemitraan  yang  dijanjikan.  'Terasanya  malah
              kami  seolah-olah  adalah  karyawan  mereka,  padahal  yang  namanya  kemitraan  kan  harusnya
              saling menguntungkan. Sekarang banyak yang sudah berkembang di berbagai kota besar di
              Indonesia, apakah mereka memikirkan nasib mitranya?" tutur Ade.
              Tarif dasar pun disebutkan Ade membuat kurir makin menjerit. Jika pada 2018 tarif dasar sebesar
              Rp 16.000 untuk 5 kilometer, maka saat ini besarannya menjadi Rp 8.000 per 4 kilometer. Jumlah
              tersebut belum termasuk potongan 20% dari aplikator.

              Ade  membenarkan,  ada  sebagian  konsumen  yang  memberikan  tips.  Namun  tidak  semua
              konsumen  melakukannya,  sehingga  tidak  menjadi  jaminan  untuk  menambah  komponen
              pendapatan.

              Dia  berharap,  pemerintah  bisa  melakukan  intervensi  untuk  membuat  regulasi  yang  menjadi
              payung hukum untuk memperbaiki nasib kurir e-commerce ke depan. Terutama, persoalan tarif
              dasar yang sangat memengaruhi pendapatan di lapangan.

              "Memang  pekerjaan  ini  sesuai  dengan  perkembangan  zaman.  Maka  itu  harus  ada  regulasi
              tentang  keselamatan  driver  juga,  BPJS  juga  diatur,  jangan  lagi  dibebankan  kepada  kami  di
              lapangan," tuturnya.

              Protes publik

              Executive Director Eman-cipate Indonesia Margianta Surahman mengatakan, realita di lapangan
              yang  tak  semanis  promosi  berbagai  penyedia  layanan  e-commerce  di  banyak  platform
              menggerakkan munculnya petisi #LindungiKurir di laman change.org.
              Disebutkan Gian, keluhan para kurir hingga kini sudah tak terhitung. Upah yang masih jauh dari
              kelayakan,  tidak  adanya  jaminan  kesehatan  dan  keselamatan,  celah  sistem  kemitraan  yang
              dimanfaatkan, hingga beban berat yang harus ditanggung kurir karena berhadapan langsung
              dengan konsumen, menimbulkan berbagai kegelisahan.

              Pada 12 Agustus 2021 lalu, Kementerian Tenaga Kerja menggelar pertemuan dengan sejumlah
              perwakilan  kurir  e-commerce.  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauzi-yali  mengatakan  akan
              meninjau dan mengevaluasi pola kemitraan sejumlah e-commerce yang ada di Indonesia. Hal
              itu  dilakukan  agar  posisi  tawar  kurir  terhadap  aplikator  maupun  perusahaan  jasa  pengantar
              barang bisa lebih setara.



                                                           350
   346   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356