Page 68 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 AGUSTUS 2021
P. 68

MENAKER IDA MINTA ANGGOTA ASEAN LINDUNGI PEKERJA PEREMPUAN SELAMA
              PANDEMI COVID-19
              Jakarta  -  Kementerian  Ketenagakerjaan  mengajak  Negara-negara  Anggota  ASEAN  untuk
              memberikan perhatian terhadap isu pelindungan perempuan di kawasan ASEAN, khususnya di
              masa pandemi COVID-19.

              Isu pelindungan perempuan, pemberdayaan perempuan, dan kesetaraan gender harus menjadi
              bagian tak terpisahkan dari upaya pemulihan kondisi sosial dan ekonomi dari krisis COVID-19,
              serta komitmen bersama mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Global (Sustainabale
              Development Goals/SDGs) tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

              "Ini  suatu  cara  yang  tepat  untuk  meningkatkan  peran  dan  pelindungan  angkatan  kerja
              perempuan  dalam  mendukung  pemulihan  ekonomi  selama  masa  pandemi,"  kata  Menteri
              Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, di Jakarta, hari Minggu (29/8/2021).

              Hal ini Menaker Ida sampaikan sebagai bentuk komitmen Pemerintah Indonesia menindaklanjuti
              Lokakarya Regional ASEAN Peningkatan Peran Dan Perlindungan Perempuan Angkatan Kerja
              Untuk  Mendukung  Pemulihan  Ekonomi  di  Masa  Pandemi,  yang  dilaksanakan  pada  Kamis
              (26/8/2021) secara hybrid.

              Menaker Ida mengatakan, sebagai salah satu kelompok rentan di masa pandemi, peningkatan
              kesadaran  tentang  peran  dan  pelindungan  perempuan  sangatlah  penting  untuk  menjadi
              perhatian stakeholders ketenagakerjaan.

              Selain itu, perlu langkah-langkah peningkatan peran dan pelindungan angkatan kerja perempuan
              dalam pemulihan ekonomi negara-negara ASEAN yang terdampak pandemi COVID-19.

              "Perlu  adanya  kerja  sama  antara  Negara  Anggota  ASEAN  dengan  mitra  sosial  lainnya  untuk
              meningkatkan peran pelindungan angkatan kerja perempuan, serta mewujudkan upaya konkrit
              ASEAN  terhadap  pencapaian  target  SDG  terkait  isu  kesetaraan  gender  dan  pemberdayaan
              perempuan," kata Menaker Ida.

              Berdasarkan laporan ILO, pekerja perempuan di kawasan Asia-Pasifik terdampak krisis secara
              tidak proporsional. Artinya, perempuan yang kehilangan pekerjaan lebih besar di daripada laki-
              laki.

              Menurut ILO, 297 juta perempuan bekerja di sektor berisiko tinggi pada tahun 2019 di Asia dan
              Pasifik. Angka ini setara dengan 43,3 persen pekerjaan perempuan (dibandingkan dengan 37,6
              persen untuk semua pekerja).

              "Berbagai  alasan  menyebabkan  kerugian  bagi  pekerja  perempuan  sebab  sebagian  besar
              perempuan di kawasan Asia-Pasifik bekerja di sektor-sektor yang sangat terpengaruh oleh krisis,"
              ujar Menaker Ida.

















                                                           67
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73