Page 120 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2021
P. 120

BURUH CIMAHI TUNTUT UMK 2022 NAIK SAMPAI 10 PERSEN

              Ratusan buruh dari sejumlah industri di kota Cimahi, melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor
              Wali Kota Cimahi, Jalan Raden Demang Hardjakusumah pada Rabu (10/11/2021).

              Aksi unjuk rasa tersebut, diwarnai dengan orasi oleh sejumlah aktivis buruh yang isinya meminta
              kebijakan pemerintah kota khusus perihal Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) tahun 2022.

              Berdasarkan  pantauan  RRI,  para  buruh  dari  berbagai  organisasi  pekerja,  datang  secara
              berkonvoi dengan sepeda dari arah Nanjung Utama dan Melong Cimahi Selatan, dan tiba di
              depan kantor Walikota Cimahi sekitar pukul 10.00 WIB.

              Tidak  terelakkan  arus  lalulintas  di  sekitarnya  menjadi  padat  dan  tersendat,  walaupun  aksi
              tersebut mendapatkan pengamanan dari aparat Polres Cimahi.

              " Kami minta agar UMK Cimahi tahun 2022 dengan kisaran 7 sampai 10 persen dibanding tahun
              2021. Besaran UMK di Kota Cimahi tahun 2021 sendiri mencapai Rp 3.241.929", ungkap Hendra
              Ketua Cabang SPAI FSPMI Bandung Raya kepada RRI.

              Menurut  Hendra,  bila  mengacu  kepada  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  36  Tahun  2021
              tentang  Pengupahan  yang  merupakan  amanat  dari  Undang-undang  Nomor  11  Tahun  2020
              tentang Cipta Kerja, konteknya hanya laju inflasi atau laju pertumbuhan ekonomi.

              " Kita minta penetapan UMK mengacu kepada kebutuhan hidup layak, sesuai amanah konstitusi.
              Munculnya Omnibus law atau munculnya Cipta kerja sudah pasti tidak akan menaikkan upah
              kami sebagai pekerja. Makanya kita menolak keras Omnibus law dan menutut dihapuskannya
              UU Cipta kerja," terangnya.

              Sementara ketua DPC SPSI Kota Cimahi Edi Suherdi menjelaskan, pihaknya meminta kebijakan
              khusus  agar  Plt  Wali  Kota  Cimahi  melaksanakan  keinginan  buruh  karena  melihat  skema
              penghitungan upah yang digunakan pemerintah tahun ini, para buru pesimis UMK malah tidak
              mengalami kenaikan sama sekali.

              Untuk itu, kata Edi, para buruh meminta Plt Wali Kota Cimahi untuk mengabaikan PP Nomor 36.

              "Jadi kami minta Plt untuk mengedepankan kearifan lokal, tidak memakai PP 36. Kita minta upah
              naik sebesar 10 persen," pungkasnya.
              Menanggapi hal itu, Plt. Walikota Cimahi Ngatiyana menyatakan, pihaknya menerima aspirasi
              buruh terkait kenaikan UMK tahun 2021.

              "Kita laksanakan audiensi perwakilan buruh membahas hal tersebut. Intinya buruh menuntut
              UMK 2022 naik. Kami selaku pemerintah daerah hanya bisa menampung aspirasi selama tidak
              melanggar aturan. Kita salurkan untuk diusulkan ke Dewan Pengupahan Kota Cimahi hingga ke
              Provinsi Jabar," ujarnya.

              Menurut Ngatiyana buruh menuntuh UMK 2022 naik sebesar 10 persen.

              "Memang  tuntutannya  upah  naik  10  persen.  Tapi  kami  tidak  mau  melanggar  atau  melabrak
              aturan. Makanya nanti kita bahas di Dewan Pengupahan dan sampaikan ke Provinsi karena untuk
              upah penentuannya di tingkat Pemprov. Jabar," pungkasnya.







                                                           119
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125