Page 28 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2021
P. 28
Chatani menjelaskan upaya-upaya persiapan diperlukan untuk mencegah timbulnya krisis
kesehatan dimasa yang akan datang, sehingga Indonesia bisa tetap, bertahan dengan sistem
kesehatan yang ada. Dengan demikian, lanjut dia, dunia bisnis bisa mengambil peluang yang
baru dalam proses transisi menuju normal baru.
"Saya berharap bisa mendapatkan masukan-masukan yang sangat penting untuk pemulihan
pandemi, terutama meningkatan K3 di tempat-tempat kerja, sehingga kita bisa melindungi
pekerja dan bisnis saat maupun setelah pandemi," katanya.
Diia menuturkan bahwa pandemi COVID-19 mengubah dunia dengan cepat dan menuntut
respon terhadap perubahan tersebut terkait bagaimana cara kerjadi masa yang akan datang.
Menurut Chatani, hadirnya, teknologi membantu bisnis tetap berjalan sekaligus mengurangi
interaksi langsung antara produsen dan konsumen.
"Mereka juga bisa hekerja secara daring dan maraknya layanan pesan antar juga sebagai suatu
bentuk yang baru. Kita harus merancangmekanismeyangbaik, sehingga kita bisa melindungi
pekerja," ujarnya.
Berdasarkan survei Katadata terkait sistem kerja selama pandemi COVID-19, sebanyak 37.5
persen responden menyatakan penyelenggaraan kerja dari rumah atau work from home (WFH)
sukses, sementara 44.3 persen menganggapnya kurang sukses, 7.1 persen. tidak sukses, dan
11.1 persen tidak melakukan WFH.
Selain itu, 40 persen pekerja menilai kolaborasi pekerjaan lebih baik pada masa pandemi,
sementara 20 persen pekerja menilai pelatihan (training/coaching) karyawan lebih parah dari
sebelum pandemi.
Terkait K3, sebanyak 46,8 persen pekerja melihatnya cukup diprioritaskan, sementara 39,9
persen lainnya menilai sangat diprioritaskan, 11,1 persen kurang diprioritaskan, dan 2,2 persen
tidak diprioritaskan. "Pandemi merupakan malapetaka, tetapi juga menjadi peluang untuk
melihat dan membentuk masa depan kita menjadi lebih baik," kata Chatani. ban
27