Page 390 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 390

Ringkasan

              Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker ) menerbitkan aturan yang mengatur hubungan kerja
              di  masa  pandemi  COVID-19,  khususnya  di  masa  Pemberlakukan  Pembatasan  Kegiatan
              Masyarakat ( PPKM ). Salah satunya, perusahaan boleh mem- PHK pegawainya jika keadaan
              finansial perusahaan sudah tidak mampu.



              KEMNAKER: PERUSAHAAN HANYA BOLEH PHK PEGAWAI SEBAGAI JALAN
              TERAKHIR

              Jakarta  Kementerian  Ketenagakerjaan  (  Kemnaker  )  menerbitkan  aturan  yang  mengatur
              hubungan kerja di masa pandemi COVID-19, khususnya di masa Pemberlakukan Pembatasan
              Kegiatan Masyarakat ( PPKM ). Salah satunya, perusahaan boleh mem- PHK pegawainya jika
              keadaan finansial perusahaan sudah tidak mampu.

              Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI (Kepmenaker) Nomor
              104 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Hubungan Kerja Selama Masa Pandemi Corona
              Virus Disease 2019 (COVID-19).

              "Kepmenaker ini adalah sebagai wujud respons Kementerian Ketenagakerjaan terhadap adanya
              dampak  pandemi  COVID-19  dalam  hubungan  kerja,"  kata  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida
              Fauziyah, di Jakarta, Senin (16/8/2021).
              Menaker menyebut pandemi COVID-19 adalah masalah bersama bagi pemerintah, pengusaha,
              dan pekerja/buruh. Sehingga, penanganan dampak pandemi ini membutuhkan komitmen dan
              kerja sama semua pihak.

              "Oleh karena itu, dalam Kepmenaker ini kita ingin menekankan pentingnya dialog sosial. Karena
              kita ingin semua pihak benar-benar terlindungi dari dampak pandemi ini," kata Menaker.

              Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Indah
              Anggoro  Putri,  menjelaskan,  Kepmenaker  No.104  Tahun  2021  mencakup  3  hal.  Pertama,
              pelaksanaan sistem kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) dan bekerja di kantor/tempat
              kerja atau Work From Office (WFO). Kedua, pelaksanaan upah dan hak-hak pekerja lainnya.

              "Dalam Kepmenaker tersebut, kita sampaikan acuan atau pedoman bagi pengusaha dan pekerja
              yaitu pengusaha yang memberlakukan sistem kerja WFH tetap wajib membayar upah," kata
              Dirjen Putri.

              Sedangkan  untuk  WFO,  harus  diatur  persentase  pekerja  yang  bekerja  secara  WFO,  serta
              pengaturan  shifting  atau  pembagian  waktu  kerja  dan  hari  kerja  dalam  satu  bulan  secara
              bergiliran.

              "Jam kerja juga diatur dengan sebaik-baiknya dengan mengutamakan mereka yang sehat. Bagi
              ibu hamil atau rentan sakit agar bekerja dari rumah saja," ujar Dirjen Putri.

              hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

              Selanjutnya, dalam Kepmenaker No. 104 Tahun 2021 ini juga dijelaskan mengenai perusahaan
              yang terpaksa merumahkan pekerja karena dampak pandemi COVID-19. Di mana pekerja/buruh
              tetap berhak atas gaji/upah saat dirumahkan.

              "Lalu perusahaan yang secara finansial tidak mampu membayar upah bagi para pekerja, maka
              pengusaha dan pekerja dapat membuat kesepakatan penyesuaian upah," jelasnya.

                                                           389
   385   386   387   388   389   390   391   392   393   394   395