Page 22 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 NOVEMBER 2021
P. 22

"Mari kita bersama-bersama baik antar K/L, maupun antar Pemerintah Pusat dan Daerah dapat
              bersinergi melalui kerja kolaboratif untuk memperkuat keberadaan Satgas Pelindungan PMI,"
              katanya.

              Selain itu, Ida juga mengajak kepada ILO dan IOM selaku lembaga atau organisasi internasional
              yang fokus terhadap ketenagakerjaan khususnya pekerja migran dapat saling bersinergi dan
              memberikan dukungan kepada Indonesia dalam upaya pelindungan Calon PMI dan PMI beserta
              keluarganya.

              Ida  menegaskan  Rakornas  Satgas  PMI  ini  merupakan  pertemuan  yang  sangat  penting  dan
              strategis untuk dapat saling berkoordinasi guna membahas berbagai persoalaan yang dihadapi
              di lapangan dan sekaligus melakukan evaluasi dan langkah perbaikan untuk melakukan program
              kerja Satgas selanjutnya.

              "Saya minta kepada Satuan Tugas Pelindungan Pekerja Migran Indonesia untuk terus melakukan
              upaya-upaya  nyata  dalam  pelayanan  pelindungan  Calon  Pekerja  Migran  Indonesia,  Pekerja
              Migran Indonesia serta keluarganya mulai dari sebelum, selama, dan setelah bekerja", ucapnya.

              Pada kesempatan ini, Ida juga mengingatkan pentingnya menyusun basis data yang terstruktur
              untuk  mempermudah  penanganan  permasalahan  maupun  sebagai  bentuk  akuntabilitas
              pelayanan penempatan dan pelindungan PMI.
              Direktur  Jenderal  Pembinaan  Penempatan  Tenaga  Kerja  dan  Perluasan  Kesempatan  Kerja
              (Binapenta  &  PKK)  Kemnaker,  Suhartono  menyampaikan,  Rakonas  ini  bertujuan  untuk
              menyamakan visi terkait implementasi pelindungan Pekerja Migran Indonesia yang dilakukan
              oleh  Satgas  Pelindungan  PMI  khususnya  pencegahan  PMI  Non  Prosedural  dan  membahas
              berbagai  solusi  dalam  memberikan  pelayanan  pelindungan  PMI  secara  terkoordinasi  dan
              terintegrasi.

              "Adanya koordinasi, kolaborasi, dan integrasi bersama secara terkoordinasi antara Pemerintah
              Pusat dan Daerah dalam melaksanakan pelindungan PMI," kata Suhartono.

              Suhartono mengatakan Satgas Pelindungan PMI ini telah  dibentuk sejak tahun 2012 dengan
              nama  Satuan  Tugas  Pencegahan  TKI  Non  Prosedural,  yang  berada  di  tingkat  pusat  dan  14
              wilayah debarkasi/embarkasi. Hal ini didasari dari Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2011
              tentang Tim Terpadu Perlindungan TKI di Luar Negeri dalam upaya peningkatan pelindungan
              TKI.

              Pada  tahun  2020,  Satgas  yang  sebelumnya  adalah  Satgas  Pencegahan  TKI  Non  Prosedural
              diubah menjadi Satgas PMI dengan cakupan tugas dan fungsi Satgas ini dapat lebih luas sesuai
              dengan amanat Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran
              Indonesia.

              "Sejak tahun 2020, Satgas ini tidak hanya berada di wilayah debarkasi/embarkasi, namun juga
              berada di wilayah daerah asal PMI, tahun 2021 ini terdapat di 25 wilayah debarkasi/embarkasi
              dan daerah asal PMI," ujar Suhartono.

              Sebagai informasi, saat ini keanggotaan Satgas Pelindungan PMI di tingkat pusat terdiri dari
              unsur  Kemnaker,  Kementerian  Luar  Negeri,  Kepolisian  RI,  Kementerian  Sosial,  Kementerian
              Hukum dan HAM, dan BP2MI. Sementara di tingkat daerah terdiri dari perwakilan Satuan Kerja
              Perangkat  Daerah  (SKPD)  dari  Dinas  yang  membidangi  Ketenagakerjaan,  Kependudukan,
              Keimigrasian,  Sosial,  Perhubungan,  Kesehatan,  Pemberdayaan  Perempuan  dan  Pelindungan
              Anak, serta UPT BP2MI.



                                                           21
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27