Page 30 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2021
P. 30
Ringkasan
Program Kartu Prakerja jika dikelola baik dan terus melakukan berbagai perbaikan, bukan
mustahil dengan kapasitas teknologi digital di dalamnya, program Kartu Prakerja bisa jadi agen
penyalur tenaga kerja yang efektif dan bisa diandalkan. Hal ini disampaikan oleh Guru Besar
Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) IPB University, Hermanto Siregar saat menjadi narasumber
talk show FEM Station bertema 'Mengukur Efektivitas Program Kartu Prakerja'.
GURU BESAR IPB: BUKAN MUSTAHIL, KARTU PRAKERJA BISA JADI AGEN
PENYALUR KERJA YANG EFEKTIF
Program Kartu Prakerja jika dikelola baik dan terus melakukan berbagai perbaikan, bukan
mustahil dengan kapasitas teknologi digital di dalamnya, program Kartu Prakerja bisa jadi agen
penyalur tenaga kerja yang efektif dan bisa diandalkan. Hal ini disampaikan oleh Guru Besar
Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) IPB University, Hermanto Siregar saat menjadi narasumber
talk show FEM Station bertema 'Mengukur Efektivitas Program Kartu Prakerja'.
"Kartu Prakerja ini sudah punya segmen tersendiri. Tinggal kuatkan fungsi search and matchnya.
Baik dengan dunia kerja maupun lembaga pembiayaan," ungkap Hermanto di Jakarta, Kamis
(9/9/2021).
Lebih lanjut Ia juga menggarisbawahi, pandemi Covid-19 mengajarkan kepada kita banyak hal
baru, termasuk di antaranya pola baru dalam kegiatan pembelajaran. Yakni cara belajar dalam
jaringan (daring) yang ternyata memiliki efekftivitas tersendiri secara waktu dan biaya,
khususnya dalam konteks Indonesia sebagai negara kepulauan.
"Karena itu, meski pada Semester I 2022 pelatihan di Kartu Prakerja direncanakan juga
berlangsung secara luring atau offline, program ini harus tetap mempertahankan karakter khas
dan pasar yang sudah terbentuk selama ini. Pelatihan secara daring jangan dihilangkan sama
sekali," kata Hermanto.
"Dari testimoni alumni berbagai gelombang yang sudah dilaksanakan, program Kartu Prakerja
memberi nilai manfaat sangat tinggi. Terutama karena pelatihan-pelatihan dari Kartu Prakerja
hadir sebagai pelengkap dari pembelajaran di sekolah kejuruan, perguruan tinggi, maupun
training-training yang selama ini dilaksanakan kementerian atau lembaga lain," terang doktor
ekonomi dari Lincoln University, Selandia Baru ini.
Hermanto Siregar mencatat beberapa hal terkait masukan atas program Kartu Prakerja yang
sudah berjalan 18 bulan dalam 19 gelombang serta menjangkau 9,88 juta orang penerima
manfaat yang tersebar di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi.
"Semoga pelatihan-pelatihannya makin banyak yang terintegrasi dengan link-up kebutuhan
industri. Sementara itu, untuk lulusan Prakerja yang ingin terjun ke dunia wirausaha bisa
terkoneksi dengan lembaga keuangan mikro," katanya.
Ia memaklumi, karena datangnya pandemi Covid-19, Kartu Prakerja juga berfungsi sebagai
program semi bantuan sosial, selain visi utama untuk meningkatkan keterampilan angkatan kerja
kita. Menurut Hermanto, pandemi ini merupakan hal besar yang sama sekali tak terduga.
"Maka wajar jika Kartu Prakerja yang sudah direncanakan dengan serius sebelum terjadinya
pandemi kemudian fungsinya menjadi semi bansos dengan tingginya penggunaan insentif untuk
kebutuhan pangan sehari-hari. Pada kenyataannya, banyak yang kehidupannya terbantu dari
program ini," urainya. (akr).
29