Page 119 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 SEPTEMBER 2021
P. 119

MENAKER IDA FAUZIYAH AJAK PEKERJA INFORMAL DAFTAR BPJS
              KETENAGAKERJAAN
              BANDUNG - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengajak pekerja informal (pekerja bukan
              penerima  upah)  untuk  mendaftarkan  diri  menjadi  peserta  BPJS  Ketenagakerjaan  agar
              mendapatkan jaminan perlindungan sosial.

              Hal itu disampaikan Menaker Ida pada acara Sosialisasi Program BPJS Ketenagakerjaan bagi
              Pekerja Bukan Penerima Upah di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/9).

              Menaker  Ida  Fauziyah  menyampaikan,  jumlah  pekerja  informal  jauh  lebih  banyak  dibanding
              pekerja formal (pekerja penerima upah).

              Namun, kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan masih didominasi oleh pekerja formal.

              "Apalagi di masa pandemi ini, pekerja informal naik cukup signifikan. Jadi data Februari 2021,
              pekerja informal kita jumlahnya itu 59 persen, hampir 60 persen itu pekerja bukan penerima
              upah, sementara yang penerima upah 40-an persen," sebutnya.

              Padahal, menurutnya, baik pekerja formal maupun informal, keduanya memiliki risiko kerja.

              Apalagi dalam kondisi pandemi COVID-19 ini membuat siapa pun seharusnya merasa perlu untuk
              mendapatkan jaminan sosial.
              "Bapak, Ibu, cobalah pikir keluarga, pikir istri atau suami, pikirkan anak juga kalau mereka butuh
              pendidikan. Istri atau suami butuh untuk tetap survive karena risiko selalu menghampiri kita
              apapun pekerjaannya mulai dari kecelakaan kerja sampai meninggal," ucapnya.

              "Ayok aware . Risiko kerja itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja," imbuhnya.

              Menurutnya,  dengan  membayar  iuran  program  mulai  Rp  16.800  per  bulan,  pekerja  akan
              mendapatkan  perlindungan  Jaminan  Kecelakaan  Kerja  (JKK)  yang  manfaatnya  berupa
              pengobatan tanpa batas biaya, serta Jaminan Kematian (JKm) yang manfaatnya akan diterima
              ahli waris jika peserta meninggal dunia berupa santunan uang tunai.


              "Jadi kalau ada yang meninggal maka pendidikan anaknya ditanggung sampai perguruan tinggi.
              Kemudian yang di-cover tidak hanya 1 anak, tapi 2 anak. Itu salah satu cara kita melahirkan
              generasi-generasi baru yang masa depannya sudah kita pikirkan," ucapnya.

              (mar1/jpnn)
























                                                           118
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124