Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JUNI 2020
P. 17
BELASAN RIBU PEKERJA MIGRAN JATENG TERTAHAN
Pasca meledaknya pandemi Covid-19 di berbagai belahan dunia, banyak pekerja migran
Indonesia (PMI) asal Jawa Tengah (Jateng) yang belum bisa pulang. Setidaknya baru 19 persen
pekerja migran yang bisa pulang. Sisanya dikhawatirkan terkatung-katung di negara tetangga.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan, pemerintah dan akademisi perlu mencari
terobosan strategi untuk perlindungan PMI di tengah pandemi. Kebanyakan PMI tersebar di
Malaysia, Taiwan, dan Hongkong. Tertinggi di Taiwan, yaitu 20.363jiwa. Disusul Hongkong
19.985 orang dan Malaysia 12.176 orang.
"Kalau lata in case Jateng, persentase jumlah total pulang sudah 1.492 alias 19,48 persen.
Sebanyak 296 pemberi kerja berbadan hukum; pemberi kerja perseorangan 371 atau
sekitar24,87 persen; dan awak kapal 817 dengan persentase 54,76 persen," terang Ganjar
dalam webinar Nglaras Sosiologi #4 Universitas Sebelas Maret (UNS) kemarin (11/6).
Ganjar meminta akademisi untuk membantu penyelesaian masalah kepulangan PMI asal
Jatengyang terkatung-katung di berbagai negara akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, terdapat
sejumlah kendala dalam memulangkan para PMI. Apalagi, banyak negara yang menerapkan
lockdown.
"Ada sejumlah alasan di balik kepulangan PMI asal Jateng. Misalnya, pekerja migran yang sudah
meninggal, sakit, atau kontraknya habis. Berkaca pada hal itu, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng harus terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak.
Terutama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Konsulat Jenderal RI, dan Kedutaan Besar RI
untuk memudahkan penyelesaian masalah" tegasnya.
Ganjar melanjutkan, tindakan darurat juga perlu diambil. Baik terhadap pekerja migran
berdokumen maupun yang tidak berdokumen. Pihaknya memberikan tiket pesawat kepulangan
dan fasilitas bus dari Bandara Juanda Surabaya ke Jateng. Seperti repatriasi atau pemulangan
kembali PMI dari Timor Leste yang mendarat di Bandara Juanda.
"Tentu, sesampai di Jateng, akan kami periksa kesehatannya sesuai protokol pencegahan Covid-
19. Saya minta akademisi, khususnya sosiolog, untuk membantu penyelesaian masalah
kepulangan PMI asal Jateng. Jangan pernah kita menyerah, jangan pernah mengalah pada
pandemi ini," tutur Ganjar.
Menurut Sungaidi, PMI yang bekerja di Malaysia selama delapan tahun, tak sedikit PMI asal
Indonesia yang ilegal. Pria asal Pucangan Baru, Kartasura, Sukoharjo, itu mengatakan bahwa
surat dan data diri seperti paspor dan visa akan ditahan perusahaan. Mengantisipasi agar PMI
tetap bekerja sesuai kontrak.
"Sejak 2012 saya di Malaysia. Mereka (PMI ilegal, Red) jadi ilegal karena kabur dari perusahaan.
Surat-suratnya masih di perusahaan, malcanya jadi ilegal. Teman-teman saya ini pasti sulit
pulang. Apalagi, polisi Malaysia sering berpatroli. Jadi waswas terus," ungkapnya.
Sungaidi berencana pulang April tahun ini. Namun, tiket pesawat yang dipesan dari biro
perjalanan seharga Rp 1,5 juta hangus lantaran Malaysia menerapkan lockdown. Karena itu,
Sungaidi memilih menunda kepulangan sampai kondisi dirasa membaik. (rgl/bun/cl8/ami)
16