Page 72 - E-KLIPING KETENGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2019
P. 72
rekannya kecelakaan dengan kaki keselo sampai jatuh karena membawa barang
tidak membuat pemerintah menegok kondisi mereka. Pemerintah selalu abai dalam
melihat kondisi warganya yang bersusah payah menjalani kehidupan.
Kondisi demikian dialaminya dalam kurun waktu yang cukup lama, hingga pada
suatu masa pada tahun 2013 Rubiyah memutuskan untuk masuk ke organisasi
Yasanti sebuah LSM yang fokus pada penanganan kekerasan seksual, KDRT dan
para buruh gendong.
Di ruang itu Rubiyah banyak belajar bagaimana memposisikan diri menjadi
perempuan yang berdaya meski upah tak seberapa.
Pengalaman menemukan jati dirinya mulai terdorong setelah ditunjuk menjadi ketua
Paguyuban Buruh Gendong DIY dari tahun 2013 sampai saat ini. Organisasi itu
diberi nama Sayuk Rukun sebagai bentuk kebersamaan untuk para buruh gendong
di DIY. Wadah ini menjadi ruang bagi buruh gendong untuk bertutur kisah akan
perjalanan hidupnya di saat bekerja maupun di luar pekerjaan.
Dari organisasi itu pula, ia memperjuangkan hak-hak para buruh gendong mulai dari
jaminan kesehatan, upah yang layak sampai pada keselamatan dalam bekerja.
Rubiyah menceritakan para pejabat negara atau pemerintah daerah maupun pusat
masih belum banyak yang tahu apa itu buruh gendong dan apa pekerjaan mereka.
Mereka menganggap buruh gendong hanyalah penjual jamu.
Bahkan Jokowi sendiri dalam pertemuannya di Istana Gedung Agung Yogyakarta
dalam peringatan hari HAM pada tahun 2015 masih mempertanyakan kapasitas
buruh gendong sebagai pekerja yang harus diberi kenyaman dan akses kesehatan.
Jokowi pernah menjanjikan kepada Rubiyah dan para buruh gendong untuk bisa
mendapat pengakuan melalui peraturan negara, namun sampai saat ini belum juga
tercapai.
Rubiyah berulang kali mempertanyakan regulasi yang menjamin para buruh
gendong dalam bekerja, mulai dari mendatangi Dinas terkait, DPRD DIY, Disnaker
DIY semua sia-sia regulasi itu bagi Rubiyah hanya omong kosong karena dari tahun
2013 sampai saat ini belum juga tercapai.
Pengalaman Rubiyah dalam memperjuangkan hak-hak buruh gendong terus
dilakukan, baginya seorang buruh gendong mempunyai kontribusi besar untuk
menjaga peradaban pasar tanpa buruh gendong perputaran barang di pasar tidak
akan berjalan maksimal, Rubiyah dan rekannya hanya ingin mengupayakan agar
pertumbuhan ekonomi yang cepat dan merata melalui kegiatannya sebagai pekerja
buruh gendong dengan hak-hak buruh gendong, tidak lebih dari itu.
Berikut petikan wawancara Suara.com dengan Rubiyah yang berlangsung di Pasar
Giwangan pada Kamis (7/2/2019) pagi.
Apakah buruh gendong itu?
Page 71 of 103.

