Page 74 - E-KLIPING KETENGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2019
P. 74

Waktu kerja kapan saja?

               Semampunya kalau dalam kondisi capek ya behenti, tapi secara umum kerjanya non
               stop  dari  jam  12.00  WIB  sampai  pagi  hari  ada,  kalau  saya  jam  11.00  WIB  siang
               berangat  jam  21.00  WIB  malam  pulang.  Kalau  dalam  bekerja  kadang  dapat  satu
               truk bisa sendiri angkutnya itu-pun kalau gak banyak buruh Gendong saya kadang
               bisa sendiri angkut barang.

               Apa yang membuat Ibu menekuni Buruh Gendong?

               Karena pekerjaan yang saya bisa itu, lainnya gak bisa dulu pernah jualan tapi gak
               dapat  untung  karena  banyak  yang  ngutang,  kalau  Buruh  Gendong  bisa  langsung
               dapat upah.

               Menurut Ibu, seperti apa kondisi Buruh Gendong di DIY?

               Kalau  sekarang  kondisinya  kita  belum  ada  jaminan  kesehatan  meskipun  masing-
               masing  buruh  gendong  punya  Jaminan  Kesehatan  (Jamkesnas)  tapi  kan  nggak
               berlaku kalau gak KTP Jogja ke puskesma masih bayar kalau sakit di sekitar pasar,
               kan ada dari luar Jogja juga saat ini kita berusaha mencari BPJS Ketenagakerjaan
               agar bisa mendapat jaminan kesehatan.

               Bayangkan beban berat barang yang digendong saja bisa 60 kilogram barang yang
               digendong misalnya kentang bisa mencapai 80 kilogram, saya paling berat gendong
               barang itu bisa mencapai 120 kilogram. Itu dilakukan setiap hari mulai pagi, siang,
               malam,  satu  karung  sehari  bisa  20  kali  gendongan  ya  hitung  saja  berapa  kilo
               totalnya.

               Selain  itu  merasa  kurang  sejahtera  dan  upah  yang  belum  layak.  Kita  dapat  per-
               angkut  Rp  4.000  sehari  bisa  Rp  30.000  jadi  rata-rata  perbulan  bisa  dapat  Rp
               900.000 itu gak cukup di Jogja, tapi bagaimana lagi, ya alhamdulillah itu beruntung
               padahal biaya hidup naik.

               Mulai dua tahun ini sudah Rp 4.000 sekali angkut, sebelumnya Rp 2.000 bisa jadi Rp
               4.000 itu perjuangan bertahun-tahun minta pengakuan. Itu bawa ke manapun Rp
               4.000 gak melihat jarak kemana-pun diantar tetap upahnya Rp 4.000.

               Belum lagi fasilitas umum seperti toilet yang bayar Rp 2.000 kalau mandi sedangkan
               Rp 1.000 kalau pipis soalnya yang digunakan itu masih kamar mandi milik kampung,
               memang  kita  sudah  dikasi  sama  dinas  pasar  tapi  jauh  banget  kalau  kebelet  bisa
               keluar di jalan.











                                                       Page 73 of 103.
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79