Page 128 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2021
P. 128

BURUH SE-CIREBON RAYA TUNTUT PENCABUTAN UU CIPTA KERJA

              Massa buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Cirebon
              Raya berunjuk rasa di depan Balai Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (26/10/2021).

              Selain menuntut soal kenaikan upah 2022, para buruh juga mendesak dicabutnya UU Omnibus
              Law Cipta Kerja.

              Sekjen FSPMI Cirebon Raya Moh Machbub mengatakan unjuk rasa serentak dilakukan di seluruh
              daerah. FSPMI membawa beberapa tuntutan, 2 di antaranya soal kenaikan upah dan mencabut
              UU Omnibus Law Cipta Kerja. Upah merupakan hal krusial yang menjadi kekuatan buruh.

              FSPMI  mendorong  agar  pemerintah  menetapkan  kenaikan  upah  sesuai  dengan  hasil  survei
              komponen kebutuhan hidup layak (KHL). FSPMI mengaku telah mensurvei KHL di tiga pasar.
              Hasilnya, dikatakan Machbub, upah buruh di Cirebon harusnya naik 10 persen dibandingkan
              tahun ini.

              "Kita dapatkan angka sekitar Rp 3 juta. Kalau UMK naik, tentunya berimbas pada pertumbuhan
              ekonomi  daerah.  Kalau  tidak,  ya  otomatis  ekonomi  juga  tidak  tumbuh,"  kata  Machbub  saat
              beraudiensi dengan Sekretaris Daerah (Sekda) dan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cirebon
              usai unjuk rasa, Selasa (26/10/2021).

              "Kita meminta agar kenaikan upah pada tahun 2022 adalah minimal 10 persen. Ini sebagai jaring
              pengaman agar kehidupan buruh atau pekerja dapat terpenuhi," kata Machbub menambahkan.
              Lebih lanjut, Machbub juga menerangkan tentang kerugian yang dialami buruh dengan adanya
              UU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja.  Machbub  mengatakan  UU  tersebut  adalah  menurunnya  upah
              minimum 2022. Padahal setiap tahunnya kebutuhan buruh atau pekerja semakin meningkat.

              "Kita juga menuntut agar diberlakukannya UMSK. Kemudian, perjanjian kerja bersama tanpa
              Omnibus Law," kata Machbub.

              Sementara  itu,  Sekda  Kota  Cirebon  Agus  Mulyadi  mengaku  memahami  kondisi  buruh  yang
              tengah berjuang demi mendapatkan kesejahteraan. Agus menanggapi tentang tuntutan buruh
              yang berkaitan dengan kenaikan upah.

              "Untuk upah minimum kota (UMK) ini perlu kita tindak lanjuti. Nanti Disnaker akan bahas dengan
              Depeko (Dewan Pengupahan Kota). Usulannya adalah berdasarkan KHL, selain daripada inflasi,"
              kata Agus.

              "Kemudian,  terkait  dengan  hal-hal  yang  menyangkut  kewenangan  pusat.  Kita  bisa  lakukan
              bersama-sama untuk menyambungkan aspirasi ini ke pusat. Tentu secara formal. Seperti tahun
              lalu," kata Agus menambahkan.



















                                                           127
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133