Page 213 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2021
P. 213

KADIN MINTA BURUH TIDAK MENUNTUT KENAIKAN UMP 2022 BERLEBIHAN

              JAKARTA  --Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  meminta kenaikan  upah  minimum
              provinsi (UMP) 2022 konsisten mengikuti formulasi yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah
              (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan sebagai turunan Undang Undang Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              Wakil  Ketua  Umum  Bidang  Pengembangan  Otonomi  Daerah  Kadin  Sarman  Simanjorang
              mengatakan pengusaha relatif mampu menyesuaikan kenaikan upah minimum provinsi (UMP)
              apabila berasal dari formulasi yang ada pada PP Nomor 36 Tahun 2021 tersebut.

              "Adanya isu yang menyatakan UMP akan ada kenaikan dari tahun lalu sejauh rumusnya dan
              dasarnya jelas sesuai PP Nomor 36 tahun 2021, pengusaha akan dapat menyesuaikan sesuai
              kemampuan," kata Sarman melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Senin (25/10/2021).

              Sarman mengakui kenaikan UMP tahun depan turut menjadi perhatian pelaku usaha di tengah
              momentum pemulihan ekonomi nasional seiring tren pelandaian kurva pandemi di Tanah Air.

              "Serikat  pekerja  atau  buruh  jangan  sampai  menuntut  berlebihan  di  luar  kemampuan  dunia
              usaha. Dalam kondisi seperti ini saling pengertian sangat dibutuhkan, jangan sampai pelaku
              usaha tertekan akibat permintaan kenaikan UMP yang berlebihan," kata dia.

              Seperti  diberitakan  sebelumnya,  Dirjen  Pembinaan  Hubungan  Industrial  (PHI)  dan  Jamsos
              Kemnaker Indah Anggoro Putri mengatakan bahwa sesuai arahan Menaker Ida Fauziyah, masih
              ada dialog-dialog yang harus dilakukan pemerintah terkait penetapan UMP tahun depan.

              Langkah  itu  diambil  untuk  menciptakan  sistem  pengupahan  yang  berkeadilan  bagi  pekerja
              dengan memperhatikan kemampuan perusahaan yang menyediakan lapangan pekerja.

              "Penetapan upah minimum tidak dapat memuaskan seluruh pihak, mengingat energi seluruh
              anak bangsa telah terkuras untuk penanganan Coronavirus Disease 2019 [Covid-19]. Namun,
              lebih baik daripada 2021," seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (23/10/2021).

              Di sisi lain, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bakal menggelar aksi unjuk rasa di
              kantor pemerintah daerah yang tersebar di 24 provinsi besok. Rencananya aksi itu digelar pada
              pukul 9 pagi yang diikuti dengan 10 ribu buruh atau pekerja secara nasional.

              Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan aksi unjuk rasa itu sebagai sikap awal buruh yang meminta
              kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun depan mencapai 7 hingga 10 persen. Sebagai
              sikap awal, kata Said, KSPI bakal menambahkan jumlah peserta aksi hingga berujung pada aksi
              mogok kerja nasional apabila permintaan itu tidak ditanggapi pemerintah.

              "Serempak secara nasional di kantor DPRD, Bupati, Walikota, Gubernur, tidak ada aksi di DPR,
              Istana, Tapal Kuda, untuk wilayah Jakarta aksi akan dipusatkan di kantor Gubernur di Balai Kota,"
              kata Said saat memberi keterangan pers, Senin (25/10/2021).

              Sumber : JIBI/Bisnis.com.













                                                           212
   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218