Page 341 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2021
P. 341

Undang-undang (UU) Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja. - Tetap berlakukan Upah Minimum
              Sektoral Kebupaten/Kota (UMSK) tahun 2022 di Jawa Timur.


              RATUSAN BURUH SAMPAIKAN TIGA TUNTUTAN DI KANTOR GUBERNUR

              SURABAYA, PETISI.CO - Ratusan buruh hari ini menggereduk Kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan
              Pahlawan, Surabaya, Selasa (26/10/2021). Tidak hanya di Surabaya, aksi unjuk rasa ini berjalan
              secara nasional. Dalam pelaksanaannya, demonstran yang tergabung dalam Federasi Serikat
              Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Timur menjalankan aksinya secara damai dan tertib.

              Dalam aksi hari ini, massa aksi pun menyertakan sejumlah tuntutan, yakni: -Tolak Ombibus Law
              Undang-undang  (UU)  Nomor  11/2020  tentang  Cipta  Kerja,  dengan  mendesak  Mahkamah
              Konstitusi mengabullan permohonan Judicial Riview yang diajukan oleh FSPMI.  - Pembuatan
              Perjanjian  Kerja  Bersama  (PKB)  di  dalam  perusahaan  tanpa  menggunakan  Omnibus  Law
              Undang-undang (UU) Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja. - Tetap berlakukan Upah Minimum
              Sektoral Kebupaten/Kota (UMSK) tahun 2022 di Jawa Timur.

              Ratusan peserta aksi ini sendiri berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Surabaya,
              Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Tuban, Pasuruan, Problinggo, dan Jember.

              "Aksi demonstrasi akan dipusatkan di Kantor Gubernur dengan estimasi massa sebanyak 500
              orang," ungkap Ketua DPW FSPMI Provinsi Jatim, Jazuli.
              Selain  3  isu  secara  nasional  itu,  demonstran  juga  melayangkan  beberapa  desakan  kepada
              Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, salah satunya soal menetapkan Upah Minimum
              Provinsi (UMP) Jawa Timur tahun 2022 sebesar Rp 3,4 juta.

              "Angka  Rp.  3,4  juta  ini  didapat  dari  data  yang  disajikan  Badan  Pusat  Statistik  (BPS)  untuk
              dijadikan parameter pengali kenaikan UMP Jawa Timur tahun 2022," ujarnya.

              Ia  mengatakan,  seharusnya  dalam  penetapan  upah  harus  disesuaikan  secara  riil  dengan
              kebutuhan para pekerja. Apa lagi, lanjutnya, pada awal bulan November 2021 nanti UMP di Jawa
              Timur akan ditetapkan.

              Jawa  Timur  kata  dia  masih  kalah  jauh  jika  dibandingkan  dengan  beberapa  wilayah  lain  di
              Indonesia.  Hal  ini  dinilai  tidak  relevan  dengan  kondisi  pertumbuhan  ekonomi  di  Jawa  Timur
              sendiri.

              "Kita  (Jawa  Timur)  kalah  jauh  (dari)  NTT  dan  (wilayah)  Kalimantan.  Padahal  kalau  lihat
              pertumbuhan ekonomi itu rata-rata nasional kalah dengan Jatim, tapi sayang UMP Jatim adalah
              terendah," ujarnya Oleh karena itu, Ia mendorong Pemprov Jawa Timur agar melihat fakta-fakta
              yang tersaji dilapangan sebelum menetapkan angka besar UMP.

              "Sehingga tidak hanya menetapkan angka, tanda tangan tetapi tidak bisa mengetahui data riil
              yang seharusnya ditetapkan," kata Jazuli.

              Hal  serupa  juga  dimintanya  dilakukan  pada  saat  penetapan  UMK,  yang  rencananya  akan
              dilakukan pada tanggal 25 November mendatang.

              "Artinya data-data yang disampaikan dengan perameter PP 36 yang baru, yang mengacu pada
              UU Omnibus Law 11/ 2020 jelas itu tidak memungkinkan, tidak menguntungkan," pungkas Jazuli.

              (dwd).



                                                           340
   336   337   338   339   340   341   342   343   344   345   346