Page 188 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 09 JULI 2020
P. 188

"Mayoritas  penduduk  56  persen  yang  bekerja  memiliki  pendidikan  rendah,  seperti  SMP  ke
              bawah.  Ini  menjadi  salah  satu  tantangan  terbesar  kondisi  ketenagakerjaan  saat  ini,"  ujar
              Menaker Ida saat menggelar rapat bersama Komisi IX DPR RI di Komplek Senayan, Rabu (8/7).

              Menurutnya rendahnya tingkat pendidikan berimbas pada minimnya serapan tenaga kerja di
              Tanah Air. Tak heran, kata Ida, jika banyak kelompok pengangguran didominasi kalangan usia
              muda dengan rentang usia 15 sampai 24 tahun.

              Sementara  itu,  terkait  sebaran  wilayah  pengangguran  terbanyak  di  Pulau  Jawa  berada  di
              Provinsi Banten, Jawa Barat. Kemudian untuk luar Pulau Jawa berada di Provinsi Maluku.

              Politisi asal PKB tersebut kemudian menyebut, jika sektor informal masih menjadi andalan bagi
              penyerapan tenaga kerja. Untuk itu, pihaknya terus berupaya meningkatkan lapangan kerja
              baru  dari  sektor  formal  agar  memangkas  jarak  penyerapan."    Dimana  persentase  pekerja
              informal masih mendominasi dengan angka 56 persen. Namun, secara umum tren menunjukkan
              adanya peningkatan jumlah pekerja formal dari tahun ke tahun. Ini yang memang kita harapkan
              agar terjadi keseimbangan," jelasnya.

              Reporter: Sulaeman  Sumber: Merdeka.com  Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pada
              27 Mei 2020 lalu mencatat jumlah pekerja yang terkena akso pemutusan hubungan kerja (PHK)
              dan dirumahkan akibat pandemi virus corona (Covid-19) mencapai sekitar 1,7 juta orang.

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, saat ini jumlah pekerja yang
              terkena  PHK  dan  dirumahkan  belum  banyak  berubah.  Ini  lantaran  belum  adanya  laporan
              perusahaan terkait update tersebut kepada pihak Disnaker di daerah.

              "Sebenarnya naik turunnya jumlah PHK ini kecil karena banyak pekerja sudah kerja kembali
              dirumahkan. Lalu PHK juga kan prosedur panjang, kebanyakan mereka dirumahkan angka PHK
              kecil. Kalau ada PHK ditemukan, banyak sekali perusahaan tidak laporkan ke kita," ujar dia saat
              berkunjung ke Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (7/7/2020).

              Selain itu, Ida menyampaikan, beberapa perusahaan yang melakukan PHK kerap menyelesaikan
              kasus tersebut secara internal dan tidak terdata oleh Kemnaker, seperti yang dilakukan Grab,
              Gojek dan Lion Air.

              "Jadi data hanya segitu aja karena yang dirumahkan sudah bekerja kembali, apalagi di zona
              hijau. Saya datang ke kawasan industri juga banyak yang operasi. Kita tinggal pastikan protokol
              kesehatannya aja agar tak ada Covid-19," ujar dia.

              Di samping Kemnaker, beberapa asosiasi perusahaan telah merilis data angka PHK selama masa
              pandemi.  Seperti  dilakukan  Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia,  yang  mencatat
              sekitar 6,4 juta pekerja yang dirumahkan.

              Kemudian asosiasi tekstil yang melaporkan sebanyak 2,1 juta karyawan, pengusaha angkutan
              darat yang  tergabung  di  Organda  sebanyak  1,4 juta  karyawan,  serta  asosiasi  alas  kaki dan
              elektronik masing-masing 250 ribu karyawan.

              Jumlah-jumlah  tersebut  melebihi  data  Kemnaker  yang  menyebut  karyawan  yang  terkena
              pemutusan hubungan kerja dan dirumahkan berkisar 2,9 juta orang pada Mei 2020..









                                                           187
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193