Page 45 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 09 JULI 2020
P. 45

tidak  bisa  diini  kalau  mereka  sudah  berbicara.  Ini  belum  saatnya  untuk  ini  (mendatangkan
              TKA),a tegasnya.

              Anggota  Komisi  IX  Intan  Fauzi  menegaskan  jawaban  Menaker  belum  menjawab  apa  yang
              dikehendaki oleh Komisi IX DPR terkait TKA di Konawe. Soal pekerjaan tertentu dan waktu
              tertentu itu sudah tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) yang mana, hanya pada level
              eksekutif  atau  untuk  teknologi  tertentu,  yang  jelas  buruh  tidak  termasuk.  Yang  ia  hendak
              tanyakan adalah spesifikasi pekerjaan para TKA tersebut.
              aSaya ingin bertanya, sebenarnya spesifik seperti apa sih bu, sehingga harus 500 TKA yang
              didatangkan dan itu resistensinya besar. Kalau bicara program prioritas nasional atau PSN ada
              APBN di situ, sementara ini yang kita tahu swasta, itupun belum pernah terjawab kenapa bisa
              kemudian dimasukkan sebagai PSN, meskipun kemudian investasi itu masuk karena memang
              swasta,a tanya Intan.

              aSaya penasaraan karena itu menyangkut nurani kita semua, spesifikasi dan pekerjaan karena
              itu menyangkut pekerjaan tertentu kalau jangka waktu tertentu dan lain sebagainya, spesifikasi
              jabatan tertentu mohon dijawab,a pintanya.

              Menanggapi hal itu, Menaker mendadak melankolis karena disinggung perihal nurani karena
              mendatangkan TKA asal China itu. aKalau bicara Nurani kayaknya kita semua punya hal yang
              sama. Mohon maaf, Kalau misalnya kami mengeluarkan RPTKA, bukan berarti kami tidak punya
              nurani. Saya kira ini pingin nangis jadinya, kita bisa mengatasnamakan nurani dengan secara
              proporsional tentu saja. Bapak ibu yang dimintakan Komisi..,a ujar politikus PKB itu kemudian
              dipotong kembali oleh Intan.

              Intan menegaskan bermaksud bertanya soal spesifikasi pekerjaan para TKA itu, bukan hendak
              membandingkan  hati  nuraninya  dengan  Menaker  karena,  jawaban  Ida  sebelumnya  belum
              mampu menjawab pertanyaannya.

              aBu, saya bicara nurani karena tadi saya bilang artinya saya tahu, yang saya inginkan konkret
              spesifikasi tertentu, jabatan tertentu. Kalau itu tadi saya sudah mulai tadi. Kita semua punya
              keberpihakan untuk soal nurani. Jadi yang saya ingin tanyakan jabatan, bukan ibu saya punya
              nurani atau tidak. Yang saya inginkan spesifikasi jabatan tertentu dan pekerjaan tertentu itu,a
              tegas legislator Depok-Bekasi itu.

              Lalu, Ida menjawab dengan lirih. aIya bu, saya mau memaparkan aja nurani,a jawabnya.

              Ansori  kembali  meminta  agar  rekrutmen  TKA  ini  baiknya  ditunda  untuk  beberapa  bulan
              mengingat kondisi pandemic Covid-19 yang masih melanda Tanah Air.

              Perdebatan berhenti saat Anggota Komisi IX dari Fraksi Golkar Darul Siska mengusulkan agar
              persoalan TKA tidak dibahas lebih jauh lagi. Karena, dia khawatir bahwa isu pokok rapat ini
              justru  tidak  terjawab  akibat  perdebatan  TKA  yang  Panjang.  Dia  juga  usul  agar  Komisi  IX
              membentuk tim dan melihat langsung kondisi TKA di Konawe, Sultra.

              aSaya usul konkret, sebentar lagi kita reses, segala jenis pekerjaan segala macam, kalau perlu
              kita bentuk tim lihat apa yang mau diinstal di sana. Menurut saya itu nggak bisa dijelaskan di
              sini, bapak-bapak bukan ahlinya. Bu menteri jangan diperdalam dulu, kita nggak akan ketemu
              di situ. Kita lihat sendiri ke Konawe pekerjaan apa yang tidak bisa dilakukan orang Indonesia.
              Saya nggak bela siapa-siapa, saya usul konkret aja,a tegasnya.

              Penulis: Redaksi  Editor: Ferry Hidayat  Foto: Sufri Yuliardi.




                                                           44
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50