Page 93 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 09 JULI 2020
P. 93
Komitmen ini akan diwujudkan dalam bentuk pemulihan ekonomi dengan mengedepankan
protokol kesehatan.
Plt. Sekjen Kemnaker, Budi Hartawan, menyatakan bahwa pemulihan ekonomi di kawasan
Indonesia, Malaysia, dan Thailand, membutuhkan komitmen dan kerja bersama.
Budi mengemukakan data Asian Development Bank (ADB) selama pandemi Covid-19, yang
menunjukkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN mengalami penurunan dari 4,7 persen
di tahun 2019 menjadi 1 persen di kuartal pertama tahun 2020. Berdasarkan laporan ILO,
pekerja di kawasan ASEAN mengalami penurunan atau sama sekali kehilangan pendapatan.
GANDENG THAILAND-MALAYSIA, KEMNAKER LAWAN DAMPAK CORONA
Jakarta - Tiga negara ASEAN yang tergabung dalam IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand
Growth Triangle) menyatakan komitmennya untuk bersatu menghadapi dampak pandemi Covid-
19 lewat pemulihan ekonomi dengan mengedepankan protokol kesehatan.
Plt. Sekjen Kemnaker, Budi Hartawan, menyatakan bahwa pemulihan ekonomi di kawasan
Indonesia, Malaysia, dan Thailand, membutuhkan komitmen dan kerja bersama.
"Dibutuhkan kolaborasi strategis antar negara tetangga khususnya dalam kerangka kerja sama
IMT-GT yang berfokus pada pemulihan ekonomi subregional di wilayah perbatasan Indonesia,
Malaysia, dan Thailand," kata Plt. Sekjen Kemnaker, Budi Hartawan, dalam konferensi tentang
"Managing the Impact of Covid-19 on IMT-GT Working Group on Human Resources
Development, Education, and Culture Cooperation" (WGHRDEC), melalui video conference di
Jakarta (8/7).
Berdasarkan data Asian Development Bank (ADB) selama pandemi Covid-19 pertumbuhan
ekonomi di kawasan ASEAN mengalami penurunan dari 4,7 persen di tahun 2019 menjadi 1
persen di kuartal pertama tahun 2020.
Berdasarkan laporan ILO, pekerja di kawasan ASEAN mengalami penurunan atau sama sekali
kehilangan pendapatan.
"Bahkan kehilangan tunjangan dan perlindungan sosial terkait pekerjaan, dan kerap kali resiko
tersebut lebih tinggi pada pekerja migran perempuan," katanya.
Pandemi Covid-19 juga menimbulkan tantangan baru di sektor ketenagakerjaan, yaitu
terhambatnya rantai pasok global dan penurunan hasil produksi akibat pembatasan sosial
berskala besar dan restriksi pada pergerakan mobilitas orang atau tenaga kerja.
"Krisis tersebut tidak hanya berdampak pada sektor formal tetapi juga sektor Informal dan
kelompok pekerja tertentu seperti pekerja muda dan pekerja lansia," ujarnya.
Budi juga menjelaskan, masyarakat di wilayah perbatasan juga terdampak oleh krisis pandemi.
Perekonomian masyarakat masih sangat tergantung pada interaksi perdagangan dan mobilitas
lintas negara.
Namun di sisi lain, krisis pandemi ini membuka peluang baru di bidang ketenagakerjaan.
"Saat transisi new normal ini, semua stakeholder didorong beradaptasi cepat untuk
memanfaatkan peluang tersebut melalui identifikasi pekerjaan masa depan, dengan
memperkuat keberadaan UMKM dari segi finansial, SDM dan pemasarannya melalui teknologi
digital, " katanya.
92