Page 128 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 Agustus 2019
P. 128
Keberadaan big data memiliki peluang menjanjikan untuk merev-olusi dunia industri
secara global.
"Dibandingakan dengan era Revolusi Industri sebelumnya, generasi ke 4.0 lebih sulit
untuk diprediksi arah perubahannya. Kehadiran big data menjadi fak-tor penting
yang melandasi perubahan tersebut," terang Hanif. Untuk itu, Jelas Menaker,
kuncinya ada pada penciptaan tenaga kerja berkompeten secara kualitas, kuan-
titas, dan persebaran. Kualitas harus sesuai kebutuhan pasar kerja. Kuantitas atau
jumlah tenaga kerja harus banyak (memadai).
Persebaran, tersebar merata di selu-ruh wilayah Indonesia."Saat ini, terjadi
perubahan paradigma tehadap pekerjaan. salah satu pola yang terbentuk adalah
manusia tidak lagi mengejar status pekerjaan tetap, tetapi memilih untuk tetap
bekerja.
Kita tidak bahagia dengan keadaan ini, tapi begini lah dunia sekarang ini, kita harus
siap menghadapinya," jelas Hanif.Hanif pun menyoroti ekosistem ketenagakerjaan
yang terlalu rigid atau kaku. Ia mendeskripsikannya seperti kanebo kering yang sulit
untuk dikembangkan. Ia menilai yang harus diperbaiki pertama adalah ekosistem.
Dari semula bersifat kaku, wajib menjadi lebih fleksibel. Sebab, dunia pun kini
semakin fleksibel.
Fleksibilitas itu disebabkan perkembangan teknologi informasi yang cepat, sehingga
memaksa industri untuk terus berkembang. Hanif menjelaskan, industri eksisting
harus melakukan transformasi ke pola baru yang mengikuti perkembangan zaman.
Dampaknya, jenis pekerjaan yang dibutuhkan pun akan berubah.
Tidak menu-tup kemungkinan pekerjaan lama akan mati, namun banyak jenis
pekerjaan baru yang muncul. Hanif mengatakan, konsekuensinya adalah pemetaan
pasar kerja ke depan menjadi lebih penting.
Isu lainnya, transformasi pasar kerja juga harus dido-rong untuk lebih aktif.
Pemerintah juga didorong untuk melakukan intervensi agar pertemuan antara
permin-taan dan ketersediaan pasar kerja lebih efektif, efisien dan cepat.
Page 127 of 171.

