Page 238 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 238

"Yang pertama adalah manfaat uang tunai atau cash bagi si korban PHK. Yang kedua akses
              informasi pasar kerja. Lalu pelatihan kerja atau vokasi," ujar Indah dalam dialog publik melalui
              Zoom Meeting, Kamis (18/11/2021).

              Indah menyebut, manfaat pertama berupa uang tunai diharapkan bisa membantu korban PHK
              untuk  melanjutkan  hidup.  Namun,  ia  berharap  dalam  kurun  waktu  penerimaan  uang  tunai
              tersebut,  para pekerja  korban  PHK juga  bisa sambil  mencari  pekerjaan  baru  atau  mengikuti
              pelatihan.

              Untuk  manfaat  yang  kedua,  yaitu  akses  informasi  pasar  kerja.  Layanan  ini  bertujuan  untuk
              memberikan informasi tentang lowongan pekerjaan yang bisa dilamar oleh para pekerja korban
              PHK. Dalam informasi pasar kerja, Kementerian Ketenagakerjaan juga menyediakan layanan job
              counselling  atau  konsultasi  mengenai  informasi  pasar  kerja,  termasuk  terkait  dengan
              keterampilan, kualifikasi, hingga minat para pekerja.

              Lalu untuk manfaat ketiga, yaitu pelatihan kerja atau vokasi, Indah menyebut bahwa skema ini
              diterapkan dengan tujuan untuk bisa meningkatkan keterampilan para pekerja yang mengalami
              PHK. Melalui pelatihan ini, pekerja korban PHK bisa melatih diri, baik itu dengan skema skilling,
              re-skilling, atau up-skilling. Dengan demikian, pekerja korban PHK yang telah dilatih diharapkan
              dapat bekerja kembali.

              "Jadi ini adalah untuk mengantisipasi alih profesi atau alih pekerjaan bagi korban PHK jika harus
              bekerja kembali. Kita harapkan dia setelah PHK tidak berhenti. Harus terus lanjut hidupnya,"
              ujarnya.

              Untuk itu maka harus mempersiapkan diri. Jika tidak dapat kembali ke pekerjaan atau profesi
              yang sama sebelum kena PHK, maka pemerintah menawarkan fasilitas atau layanan pelatihan
              vokasi,  sehingga  hal  ini  kiranya  dapat  menjadi  modalitas  bagi  para  korban  PHK  untuk
              mempersiapkan dirinya melalui kompetensi, bahkan kualifikasi untuk mendapatkan pekerjaan.

              Indah menyatakan, Kemnaker sama sekali tak mengharapkan adanya PHK besar-besaran. Akan
              tetapi, PHK berpotensi terjadi kapan saja, terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.

              "Kita harapkan tidak besar-besaran. Tapi jika ada PHK, pemerintah sudah mempertimbangkan
              dengan menghadirkan kebijakan dan program baru JKP," ucapnya.
              Direktur Pelayanan BP Jamsostek, Roswita Nilakurnia menjelaskan, program JKP tertuang dalam
              PP No.37 Tahun 2021. Peraturan itu merupakan turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang
              Cipta Kerja.

              "Pemerintah memberikan jaminan sosial kepada seluruh pekerja yang mengalami PHK dalam
              bentuk uang tunai, akses informasi pasar kerja dan pelatihan kerja melalui program JKP yang di
              selenggarakan BP Jamsostek," kata Roswita.

              Manfaat JKP yang diberikan adalah uang tunai selama (paling lama 6 bulan), yang diberikan
              setiap bulan sebesar 45 persen dari upah untuk tiga bulan pertama, dan 25 persen untuk tiga
              bulan berikutnya. Pekerja harus memastikan agar upah yang dilaporkan ke BP Jamsostek oleh
              pengusaha  atau  pemberi  kerja  sesuai  dengan  upah  mereka  yang  diterima.  Bila  upah  yang
              diterima tidak sesuai dengan yang sebenarnya, pekerja akan menerima santunan JKP sesuai
              besaran upah yang dilaporkan, dan pengusaha wajib membayar kekurangan manfaat uang tunai
              tersebut.

              Peserta JKP juga mendapat manfaat dalam bentuk akses informasi pasar kerja berupa informasi
              dan bimbingan jabatan oleh petugas antarkerja melalui sistem informasi ketenagakerjaan. Editor
              : Ary Wahyu Wibowo.

                                                           237
   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243