Page 240 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 240
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menjelaskan bahwa penghitungan upah telah memiliki
formula baku. Dalam formula tersebut ada beberapa faktor-faktor pembentuk upah yang menjadi
acuan.
"Formula itu ditetapkan melalui atau oleh Kemenaker RI. Di antaranya memperhatikan inflasi
daerah, pertumbuhan ekonomi, dan kebutuhan hidup layak [KHL] di daerah masing-masing,"
ujar Bupati Bantul, Kamis (18/11/2021).
Faktor inflasi menggunakan indikator inflasi DIY. DIYelaskan Halim hal itu dikarenakan lima
kabupaten/kota merupakan satu aglomerasi DIY. Inflasi antar kabupaten dan kota tidak terjadi
perbedaan yang signifikan.
"Yang membedakan adalah KHL. Itu ada surveinya yang dilakukan oleh BPS [Badan Pusat
Statistik], masing-masing kabupaten itu berbeda. Jadi nanti itu selisihnya tidak terlalu banyak
antara Bantul sama Gunungkidul, Kulonprogo, Kota Jogja, Sleman, itu tidak banyak
[perbedaan]," tambahnya.
Disebutkan Halim UMK 2022 Bantul yang direkomendasikan Pemkab Bantul yakni Rp1.916.848
dengan kenaikan 4.08 persen dari tahun 2021. "Bupati hanya merekomendasikan dan soal nanti
apakah akan diterima atau diperbaiki oleh tim pengupahan tingkat DIY bersama Gubernur itu
saya tidak mengerti," jelasnya.
UMK Bantul pada 2021 lebih kecil jika dibandingkan UMK Jogja dan Kabupaten Sleman. Pada
2021, UMK Bantul ditetapkan Rp1.842.460, atau lebih tinggi dibanding penetapan UMP DIY 2021,
yakni Rp1.765.000. Jika mengalami kenaikan 4,08%, maka UMK Bantul 2022 akan ditetapkan
sekitar Rp1.917.632,368.
239