Page 339 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2021
P. 339
THR HARUS DIBAYAR FULL H-7, PENGUSAHA TERDAMPAK COVID MENJERIT
Surat Edaran (SE) No. M/6/HK.04/IV/2021 tentang pemberian THR di tahun 2021 yang
dikeluarkan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dinilai tidak memberikan kepastian.
Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar mengatakan,
kesepakatan dibuat secara tertulis yang memuat waktu pembayaran THR dengan syarat paling
lambat dibayar sebelum hari raya keagamaan 2021.
Menurutnya, aturan tersebut dinilai sangat sulit dilaksanakan bagi perusahaan yang tidak mampu
membayarkan THR akibat belum kondusifnya situasi perusahaan.
"Perusahaan yang terdampak Covid19 tidak mampu membayar THR 2021 sesuai waktu yang
ditentukan, menimbulkan ketidakpastian dan tidak masuk logika berfikir yang normal," kata
Timboel kepada Suara.com, Selasa (13/4/2021).
Alasannya kata dia ada dalam point 1 (bagi perusahaan yang tidak mampu dan membuat
kesepakatan dengan buruh) disebutkan kesepakatan dibuat secara tertulis yang memuat waktu
pembayaran THR dengan syarat paling lambat dibayar sebelum hari raya keagamaan 2021.
"Saya nilai klausula ini sangat membingungkan dan sangat sulit dilaksanakan oleh Perusahaan.
Point 1 ini hanya mengubah waktu pembayaran dari H-7 ke H-1. Point 1 ini tidak membuka ruang
perusahaan yang tidak mampu untuk mencicilnya," katanya.
Kewajiban pembayaran H-1 bagi perusahaan yang terdampak covid-19, tentunya akan juga
menjadi masalah bagi buruh karena bila H-1 tidak juga dibayarkan oleh Perusahaan, apa yang
bisa dilakukan Pengawas Ketenagakerjaan karena pada H-1 dipastikan Pengawas
Ketenagakerjaan, manajemen dan pekerja sudah libur.
"Andaikata pun pembayaran THR di H-1 dilakukan maka kapan waktu pekerja untuk berbelanja
mempersiapkan makan minum dan kebutuhan anak-anak untuk hari raya, karena besoknya
sudah Hari Raya. Dana THR berpotensi tidak bisa dibelanjakan sehingga harapan Menko
Perekonomian dana THR untuk mendukung konsumsi masyarakat tidak tercapai," pungkasnya.
.
338