Page 51 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2021
P. 51

PABRIK BANGKRUT, RATUSAN PEKERJA TERANCAM DI-PHK

              Ratusan karyawan sebuah perusahaan di Kota Cimahi, terancam terkena pemutusan hubungan
              kerja  (PHK).  Pasalnya,  perusahaan  tempat  mereka  bekerja  terpaksa  harus  menghentikan
              aktivitas produksinya. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cimahi, perusahaan
              tersebut bernama PT Kurnia Asta Surya yang terletak di Jalan Cibaligo Kota Cimahi.

              Kepala  Bidang  (Kabid)  Hubungan  Industrial  dan  Jamsostek  Kota  Cimahi,  Juperianto  Marbun
              mengatakan,  dari  surat  pemberitahuan  yang  diterima  pihaknya,  perusahaan  tersebut  resmi
              berhenti beroperasi per 10 April 2021.

              "Perusahaan ini kan punya dua bidang, yakni operasional pabrik dan administrasi kantor. Nah,
              yang  tutup  itu  bagian  produksi,"  terang  Juperianto  di  Pemkot  Cimahi,  Jln.  Rd.  Demang
              Hardjakusumah, Selasa (13/4).

              Sebelumnya, tambah Juperianto, pabrik tersebut diketahui belum melunasi Tunjangan Hari Raya
              (THR) Idulfitri Tahun 2020 kepada sekitar 150 pekerjanya. Bahkan hingga saat ini, hak kepada
              karyawan tersebut belum dipenuhi perusahaan. Perusahaan tersebut terdampak pandemi Covid-
              19,  dimana  tahun  lalu  produksi  garmen  dan  tekstilnya tidak  bisa  dipasarkan.  Akhirnya,  hasil
              produksi PT Kumia Asta Surya pun menumpuk di gudang.

              "Kondisi tersebut tentunya berpengaruh terhadap pemasukan, sehingga hak untuk Pekerjanya
              seperti THR belum dilunasi perusahaan. Akhirnya perusahaan itu pun harus gulung tikar. Ada
              sekitar 150 pekerja bagian operasional yang terkena PHK sementara 70 orang bagian kantor
              belum di-PHK" ungkap Juperianto.

              Juperianto meminta kepada perusahaan dan buruh untuk berdiskusi, menindaklanjuti ditutupnya
              aktivitas produksi. Hal wajib yang harus dibahas dan dituntaskan, kata dia, perihal pelunasan
              THR dan pesangon bagi pekerjanya yang terdampak.

              Berdasarkan informasi terakhir yang didapatnya, tambah Juperianto, pihak perusahaan meminta
              waktu untuk menjual aset. Hasil penjualannya nanti, akan digunakan untuk membayar kewajiban
              kepada pekerjanya. "Mereka (pengusaha, red) akan menjual asetnya dulu, baru melunasi hutang
              piutang dengan buruh. Jadi ada itikad baik," ujarnya.

              Jalur dialog

              Sementara Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Cimahi, Edi Suherdi mengakui
              bahwa tahun lalu terdapat perusahaan di Kota Cimahi yang belum menbayarkan THR kepada
              pekerjanya.

              "Sampai  sekarang  THR-nya  belum  dibayarkan.  Sudah  ada  dasar  dialog  antara  buruh  dan
              perusahaan,  katanya  disanggupi  bayar  bulan  ini.  Perusahaan  tersebut  memang  mengajukan
              tutup produksi terhitung 10 April 2021 ini. Karena itu, jangan sampai kejadian serupa terulang,"
              tuturnya.

              Pihaknya berharap, tahun ini tidak ada lagi perusahaan yang membayar THR dengan cara dicicil.
              Apalagi sudah terbit Surat Edaran (SE) Menteri Tenaga Kerja (Menaker) tentang Tunjangan Hari
              Raya  (THR)  Keagamaan  Tahun  2021  bagi  Pekerja/Buruh,  agar  perusahaan  membayar  THR
              secara penuh. "SE Menaker yang intinya THR harus dibayar penuh kepada pekerja dengan masa
              Kerja minimal 1 bulan, sehingga harus dipatuhi," tandasnya.

              Namun dalam SE tersebut juga muncul klausul jika perusahaan mengalami dampak ekonomi
              akibat  pandemi  covid-19,  maka  pembayaran  THR  bisa  dibicarakan.  "Apabila  kondisi  covid
              terganggu kegiatan produksi, maka dapat dibicarakan atau dialog antara pengusaha dan pekerja


                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56