Page 60 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2020
P. 60
neutral - Ni Made Pujawati (Kasubdit IV Bidang Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta)
Ditreskrimum Polda NTB) Jadi sekarang kasusnya masih dalam pemeriksaan saksi-saksi dan
dokumen. Nanti setelah semuanya rampung, langsung kita limpahkan ke jaksa peneliti
Ringkasan
Kepolisian Nusa Tenggara Barat sedang menangani kasus pengiriman pekerja migran Indonesia
ke negara Timur Tengah yang diduga tidak sesuai prosedur. Kasus tersebut merupakan
pelimpahan dari Bareskrim Polri.
POLDA NTB TETAPKAN TERSANGKA KASUS PENGIRIMAN PEKERJA MIGRAN
ILEGAL KE LUAR NEGERI
Merdeka.com - Kepolisian Nusa Tenggara Barat sedang menangani kasus pengiriman pekerja
migran Indonesia ke negara Timur Tengah yang diduga tidak sesuai prosedur. Kasus tersebut
merupakan pelimpahan dari Bareskrim Polri.
"Jadi kasus ini pelimpahan dari Bareskrim Polri. Kini kasusnya sudah masuk penyidikan dan
sudah menetapkan tersangka," kata Kasubdit IV Bidang Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta)
Ditreskrimum Polda NTB AKBP Ni Made Pujawati di Mataram dilansir Antara, Senin (20/7).
Ni Made mengatakan kasus pengiriman pekerja migran ini dilimpahkan ke Polda NTB, karena
"locus delicti", yakni perekrutannya terjadi di wilayah Kabupaten Lombok Timur. Tersangka
berinisial RT alias Rani (38), asal Kabupaten Lombok Tengah yang berperan sebagai perekrut
pekerja migran dengan korban yang diberangkatkan ke negara Timur Tengah pada 2018
berinisial FJ (24).
"Kegiatan perekrutannya itu di wilayah Pancor, itu pada 2018 lalu," ujarnya.
Modus operandinya, RT menyanggupi permintaan FJ untuk bekerja sebagai pembantu rumah
tangga (PRT) di Singapura karena usianya masih di bawah standar kerja di negara tetangga ini,
yakni 22 tahun. RT memalsukan dokumen pribadi FJ.
"Standar usia pekerja migran bekerja di Singapura itu 23 tahun, saat itu FJ ini usianya masih 22
tahun. Dibuatkan dokumen pribadi oleh RT ini, mulai dari KTP sampai paspor, Dibuatkan itu
paspor melancong," ucapnya.
Setelah seluruh data dirinya lengkap, lanjut, Pujawati, dokumen pribadi RT diajukan ke
perusahaan tempatnya bernaung, yakni PT Pandu Abdi Pertiwi, yang saat itu berkantor di
Kabupaten Lombok Timur.
"Setelah semuanya lengkap, korban diberangkatkan ke Jakarta dan ditampung di BLKLN (balai
latihan kerja luar negeri)," ucapnya.
Selama mendapatkan pelatihan, tinggi badan FJ ternyata tidak memenuhi syarat bekerja di luar
negeri. Hal tersebut membuat FJ tidak lulus dan tidak mendapatkan sertifikat dari BLKLN.
"Jadi karena tidak lulus, BLKLN mau mengeluarkan FJ, asal RT bayar uang pengganti. Untuk
satu orang harganya itu Rp10 juta. Itu katanya untuk biaya pengganti selama pelatihan
termasuk, makan, tempat tinggal, sama tiket keberangkatan dari Lombok ke Jakarta," katanya.
Karena itu, RT kemudian menawarkan penebusan FJ di BLKLN ke agen perorangan di Bekasi,
bukan ke perusahaannya yang kini dikabarkan telah bangkrut. Setelah menyanggupi untuk
59