Page 10 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2020
P. 10

Dengan begitu angka pengangguran akan berkurang, dan mampu mendorong perekonomian
              nasional.
              Untuk  membahas  lebih  jauh  efektivitas  UU  Ciptaker  dalam  membuka  sebanyak-banyaknya
              peluang  kerja  serta  hambatannya,  Tempo  Media  bersama  Kementerian  Koordinator  Bidang
              Perekonomian  menggelar  acara  Ngobrol@Tempo  bertajuk  "UU  Cipta  Kerja  dan  Peningkatan
              Ekonomi  Nasional,  Kesempatan  Lapangan  Kerja  dan  Jaminan  Kerja  Bagi  Masyarakat  Lokal",
              Kamis, 17 Desember 2020.

              Adapun narasumber yang dihadirkan, yakni Kepala Bagian Hukum dan Kerjasama Luar Negeri
              Kementerian  Ketenagakerjaan  Agatha  Widianawati;  Deputi  Bidang  Ekonomi  Makro  dan
              Keuangan  Kementerian  Koordinator  Bidang  Perekonomian  (Kemenko  Ekonomi)  RI  Iskandar
              Simorangkir;  Ketua  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Anton  J.  Supit,  dan  sebagai
              moderator Redaktur Tempo Ali Nur Yasin.

              Iskandar  menegaskan,  lahirnya  UU  Ciptaker  adalah  wujud  niatan  pemerintah  ihwal  perlunya
              pembukaan lapangan kerja secara besar-besaran.

              Caranya melakukan transformasi ekonomi dengan meningkatkan investasi.

              Masalahnya, kata dia, regulasi di Indonesia terlalu banyak dan tumpang tindih, sehingga investor
              ragu bahkan enggan menanamkan modalnya. Saat ini ada 43-733 peraturan pemerintah pusat,
              lembaga dan daerah, yang mengatur perijinan usaha.

              "Ini membuat proses perijinan menjadi lama, berbelit-belit dan mahal dan mengakibatkan high
              cost economy," ujar Iskandar.

              Ia  menjelaskan,  dengan  UU  Ciptaker,  pemerintah  ingin  menyederhanakan  regulasi  perijinan
              usaha. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan daya saing Indonesia, sehingga investor asing
              dan dalam negeri mau menanamkan investasinya dan membuka banyak lapangan kerja.

              Iskandar  menuturkan,  saat  ini  kalangan  pengusaha  kesulitan  membuka  usaha  bani  atau
              mempertahankan usaha yang sudah berjalan, bahkan untuk usaha kecil dan menengah. Karena
              itu diperlukan cara-cara yang luar biasa atau extraordinary untuk mengatasi hambatan dalam
              perijinan usaha.

              "Karena itulah UU Cipta Kerja kita sebut Omnibus Law, yakni mengamandemen, mencabut atau
              memangkas dan menyederhanakan sejumlah undang-undang, yang meliputi n klaster," kata dia.
              Senada,  Agatha  Widianawati  menilai  UU  Ciptaker  salah  satu  faktor  kunci  kebuntuan  negara
              dalam  menanggulangi  pengangguran.  Tidak  hanya  itu,  menurutnya,  UU  sapu  jagat  ini  pun
              mampu secara signifikan meningkatkan perlindungan kepada para pekerja dan membuka semua
              kesempatan bekerja bagi mereka yang ingin bekerja.
              Agatha  menyebut  ada  tiga  hal  yang  menjadi  fokus  pemerintah  dalam  meningkatkan
              perlindungan kepada para pekerja dalam UU ini. Pertama, perlindungan kepada para pekerja
              yang  belum  bekerja.  ''Menurut  data  BPS  2020,  tingkat  pengangguran  terbuka  sebesar  7,07
              persen, meningkat 1,8 persen dibandingkan dengan Agustus 2019," katanya.

              "Karena  adanya  perubahan-perubahan  tuntutan  pekerjaan,  maka  tentunya  perlu  ada
              penyesuaian  terhadap  perlindungan  pekerja.  Karena  itu  pemerintah  perlu  melakukan
              penyempurnaan UU," ujar Agatha. "Ketiga, pemerintah pun berfokus pada para pekerja yang
              mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat berbagai alasan."

              Di sisi lain, Anton J. Supit menilai Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja harus dibaca dan dipahami
              secara keseluruhan, terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19.

                                                            9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15