Page 65 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2020
P. 65

"Masyarakat yang tergolong Near Poor akan jatuh miskin," sebut Herry.

              Herry  menjelaskan,  meningkatnya  jumlah  rumah  tangga  miskin  akan  berdampak  signifikan
              terhadap kualitas kesehatan masyarakat, termasuk terkait upaya menekan kasus kematian ibu
              dan bayi, prelevansi stunting pada balita, hingga pencegahan penyebaran penyakit menular.

              "Hal  ini  berlawanan  dengan  target  capaian  RPJMN  2020-2024  Bidang  Kependudukan  yang
              didasarkan skenario kehidupan yang normal tanpa situasi bencana pandemi," terangnya.

              Sebagai contoh target: Total Fertility Rate (TFR) 2024 sebesar 2,10, Angka kematian Ibu (AKI)
              183/100,000, dan Angka Kematian bayi (AKB) 15/1000.

              Dikatakan Herry, upaya berbagai rencana kebijakan, program dan target untuk jangka pendek,
              menengah, dan panjang perlu mengakomodasi dampak yang ditimbulkan dari situasi ini.

              Misalnya,  ia  menyebutkan,  program  pemerintah  yang  diterima  masyarakat  berupa  Bantuan
              Perlindungan  Sosial  (Perlinsos)  yang  termasuk  dalam  program  Pemulihan  Ekonomi  Nasional
              (PEN) dengan sasaran kepada Keluarga Harapan (PKH).

              "Pelaksanaan program antara lain bantuan beras, sembako, subsidi gaji pekerja berpenghasilan
              Rp 5 juta ke bawah, Kartu Pra Kerja, hingga bantuan tunai bagi pelaku usaha Mikro, Kecil dan
              Menengah (UMKM) yang terdampak pandemi," sebut Herry.

              Sebagai langkah agar berbagai program tersebut dapat efektif mencegah dan menyelamatkan
              kelompok masyarakat menengah ke bawah dari jurang kemiskinan di Indonesia. 'Indonesian
              Demographic Outlook 2021' akan mendiskusikan dampak yang ditimbulkan dari pandemi COVID-
              19 terhadap Indikator Kependudukan Indonesia 2020 dan trend ke depan.

              Menurut Herry, acara ini merupakan hal penting bagi tim kolaborasi LIPI, BKKBN, FEB UI dan
              IPADI  untuk  memberikan  sumbang  saran  berbagai  alternatif  dan  solusi  terkait  problematika
              kependudukan,  Studi  Pusat  Penelitian  Kependudukan  LIPI  pada  Juni  2020  terkait  dampak
              pandemi terhadap ketenagakerjaan menunjukkan, masyarakat yang tergolong usia muda (15-
              24  tahun)  dan  tenaga  kerja  perempuan  memiliki  tingkat  kerentanan  paling  tinggi  akan
              kehilangan pekerjaan dan menganggur.

              "Kondisi  ini  berpengaruh  pada  kelangsungan  hidup  pekerja  serta  keluarganya,"  jelas  Ngadi,
              Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI.

              Padahal, menurut Ngadi, tenaga kerja usia muda dan perempuan merupakan sasaran utama
              untuk mengoptimalkan capaian bonus demografi yang saat ini sedang dihadapi Indonesia.

























                                                           64
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70