Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JUNI 2020
P. 14

50 RIBU PEKERJA MIGRAN AKAN DIISOLASI

              Sebanyak50.114 warga negara Indonesia (WNI) pekeija migran Indonesia (PMI) akan kembali
              ke Tanah Air dalam waktu dekat. Mereka akan menjalani isolasi mandiri di tiga titik, yaitu Batam
              di Kepulauan Riau, Jakarta, dan Tanjung Benoa di Bali.

              Penegak Hukum dan Keamanan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Laksma R Eko
              mengatakan, para pekerja migran yang tiba melalui titik Batam akan diisolasi di Rumah Sakit
              (RS) Pulau Galang. Kemudian, yang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, akan dievakuasi
              ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran dan Pademangan.

              Khusus  bagi  yang  reaktif  virus  korona  SARS-C0V2  (Covid-19),  lanjut Eko,  berdasarkan  hasil
              pemeriksaan kemudian dibawa menuju Wisma Atlet Kemayoran. Namun, yang nonreaktifvirus
              korona akan dibawa ke salah satu hotel ataupun Wisma Atlet Pademangan sembari menunggu
              hasil tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) yang biasanya keluar dalam tiga sampai empat
              hari.

              "Jadi, perlakuannya ada dua, kalau bagi yang berada di rumah sakit darurat Kemayoran untuk
              yang sudah dinyatakan positif (Covid-19). Kemudian, karantina di Pademangan bagi PMI yang
              menunggu hasil PCR," kata dia, Ahad (28/6).

              Setelah para PMI ini dinyatakan negatif, ia menyebutkan, pihaknya baru bekeija sama dengan
              Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk menginventarisasi data hingga
              memulangkan para PMI tersebut.

              BP2MI menyatakan, PMI akan kembali ke Indonesia dengan menjalankan protokol kepulangan
              yang ketat untuk mencegah penularan Covid-19. Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan,
              50.114 PMI yang akan kembali ke Tanah Air karena masalah seperti kontrak keija yang berakhir
              pada Juli dan Agustus 2020.

              "BP2MI memiliki protokol kepulangan. Begitu PMI tiba di Tanah Air dan titik penurunan (debar-
              kasi) bisa lewat pelabuhan atau bandara, kemudian mereka melalui pemeriksaan imigrasi," ujar
              dia.

              Benny  menambahkan,  jika  PMI  sebelumnya  telah  mengantongi  hasil  tes  PCR  Covid-19  dari
              negara penempatan maka otomtis mereka tidak harus lagi mengikuti tes PCR di dalam negeri.
              Artinya, pemerintah imigrasi hanya melihat berkas adminisratif tersebut.

              Kemudian,  lanjut  dia,  para  PMI  menjalani  pemeriksaan  oleh  BP2MI,  termasuk  menjalani
              karantina selama 14 hari. Jika masih negatif Covid-19, para PMI ini baru boleh pulang. BP2MI
              akan memberikan pendampingan, mulai dari urusan ketika berhadapan dengan pihak kepolisian
              hingga hal-hal administratif untuk mendukung PMI ini kembali ke kampung halaman.

              "Termasuk,  PMI  yang  bermasalah  terkait  keimigrasian,  ketenagakerjaan,  atau  hubungan
              industrial dan hukum kemudian diantar langsung oleh kami," ujar dia.

              BP2MI  juga  bekerja  sama  dengan  Kemen-terian  Perhubungan  (Kemenhub)  untuk  angkutan
              transportasi kepulangan PMI ke rumah masing-masing. "Saya mengatakan ke Kemenhub, kati
              anggaran (mudik gratis) tidak digunakan, ya sudah bantu BP2MI. Sediakan bus Damri secara
              gratis untuk memulangkan PMI dari Wisma Atlet, Asrama Haji, langsung ke kampung halaman
              dan itu yang kami lakukan," ujar dia.

              Persiapan  penanganan  lebih  dari  50  ribu  PMI  yang  akan  tiba  di  Indonesia  bukanlah  yang
              pertama kali.

              ed: mas alam it huda

                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19