Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 08 MARET 2019
P. 82
macem jenis dan bentuk. Ini jadi potensi ekonomi dan budaya," ujarnya.
Hanif menambahkan sejarah sarung sangat panjang. Tapi sekilas, sarung sejak dulu
digunakan oleh kaum nasionalis dan santri. Tapi lambat-laun, hanya kaum santri
saja yang mengenakan sarung dan tiba-tiba sarung dianggap kampungan atau
Ndeso.
"Sarungan bukan ndeso atau kampungan. Sarungan itu keren. Kita harus keluarkan
sarung dari citra negatif dan dianggap hanya mewakili kelompok tertentu. Sarungan
ini untuk semua orang karena sarungan bagian dari budaya nasional," ujarnya.
Menaker Hanif juga mengajak pegawai Kemnaker untuk mengenakan sarung setiap
hari Jum'at.
"Monggo di Kemnaker, tiap hari Jum'at pakai sarung, itu tak masalah. Saya tidak
akan mewajibkan untuk bersarung tapi kalau hari Jum'at pakai sarung, kita kasih
jempol, " kata Hanif seraya memperagakan jari jempolnya ke hadapan pegawai
Kemnaker dan disambut applaus.
Hanif menjelaskan sarung bisa digunakan untuk berbagai macam jenis aktivitas.
Misalnya untuk ibadah sholat dan aktivitas lain.
"Tapi intinya, kita ingin sarung ini kembali populer menjadi budaya nasional dan
membantu penciptaan lapangan kerja di bidang produksi sarung. Mari kita harus
bangga dengan jatidiri Indonesia," katanya.
Page 81 of 100.