Page 136 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 02 DESEMBER 2019
P. 136

melancarkan investasi. Apalagi, kata dia, pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden
               Jokowi-Ma'ruf saat ini tengah membuka ruang sebesar-besarnya untuk para investor
               melakukan investasi di Indonesia.

               "Bisa jadi, ini [Omnibus Law] salah satu kebijakan untuk memperlancar arus
               investasi. Terutama Penanaman Modal Asing [PMA] untuk masuk," ujar dia kepada
               Tirto , Selasa (26/11/2019).

               Seharusnya, kata dia, pemberian sanksi kepada para pengusaha disesuaikan dengan
               pelanggaran yang mereka lakukan. Misalnya, jika pengusaha tersebut melakukan
               tindak pidana, sudah sepatutnya diganjar hukuman berupa kurungan penjara.
               Namun, jika pengusaha itu hanya melanggar terkait administrasi, dapat dikenakan
               hukuman denda atau perdata.

               "Jangan sampai pelanggaran pidana namun diberikan hukuman denda saja,"
               pungkasnya.

               Nailul menilai, jika pemerintah hanya memberikan sanksi denda sementara
               pengusaha tersebut melakukan pelanggaran pidana. iA khawatir akan terjadi
               penyimpangan moral dan kesewenang-wenangan dari para pengusaha. Seperti
               menabrak aturan-aturan yang telah berlaku sebelumnya. Terutama mengenai
               kejelasan hukum negara.

               "Kondisi ini tidak bagus untuk stabilitas sosial ekonomi dalam negeri," tegas dia.

               Kritik dihilangkannya sanksi pidana juga disampaikan oleh Ketua Ketua Yayasan
               Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati. Senada dengan Nailul,
               Asfin menilai kebijakan penghapusan pidana yakni untuk mempermudah pengusaha
               melakukan investasi.

               "Karena itu asumsinya investasi bisa memperkaya rakyat. Padahal kenyataan tidak
               begitu," kata dia kepada Tirto, Rabu (27/11/2019).

               Menurutnya, sangat tidak adil jika pengusaha yang melakukan pelanggaran hanya
               diberikan sanksi berupa denda saja dan tidak dijerat pidana. Selain itu, ia juga
               menilai kebijakan Omnibus Law merusak sistem hukum yang telah berlaku
               sebelumnya. Seperti peraturan perizinan mendirikan bangunan sampai analisis
               dampak lingkungan.

               Sedangkan menurut dia, secara umum seharusnya semua orang sama di mata
               hukum.

               "Kenapa pengusaha mendapat keistimewaan [tidak dikenakan sanksi pidana].
               Padahal yang dilakukan merusak dan merugikan publik," tegas dia.

                (tirto.id - Hukum ) Reporter: Riyan Setiawan Penulis: Riyan Setiawan Editor: Maya
               Saputri



                                                      Page 135 of 170.
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141