Page 127 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 127

UMP JAKARTA 2022 NAIK, PENGUSAHA PERTANYAKAN KEPUTUSAN GUBERNUR
              ANIES
              Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menaikkan besaran persentase upah minimum
              provinsi DKI Jakarta 2022 dari sekitar 1,09 persen atau sekitar Rp 38 ribu menjadi menjadi 5,1
              persen atau sebesar kurang lebih Rp 225 ribu, memantik pro kontra di berbagai kalangan, mulai
              dari pemerintah pusat, pengusaha hingga pengamat ekonomi.

              Dukungan datang dari Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan
              Perencanaan  Pembangunan  Nasional  (Bappenas)  Suharso  Monoarfa,  terhadap  langkah  yang
              akan menaikkan UMP DKI 2022 menjadi Rp4.641.854. Suharso menilai, keputusan Anies itu bisa
              menggenjot pertumbuhan ekonomi.

              Menurut Suharso, besaran kenaikan UMP DKI 2022 itu dapat mendorong konsumsi masyarakat
              hingga  sebesar  Rp  180  triliun  per  tahun.  Hal  itu  pada  akhirnya  yang  diuntungkan  adalah
              pengusaha.
              "Kami di Bappenas menghitung kalau naiknya saja rata-rata bisa 5 persen itu akan memompa
              disposal  pengeluaran  dari  menambah  konsumsi  itu  kira-kira  sama  dengan  Rp180  triliun  per
              tahun," jelas Suharso melalui keterangan pers di Jakarta, Rabu (22/12/21).

              Itu artinya, sambung Suharso, akan memberikan bantalan pertumbuhan konsumsi setidaknya
              5,2 persen. Menurutnya hal itu perlu karena sifatnya resiprokal alias ada efek membalik, sehingga
              pada akhirnya produk-produk bertambah dan menggerakkan permintaan.

              "Jadi kalau 56 persen saja dari produk domestik bruto (PDB) kita itu adalah konsumsi kenaikan
              itu saja 2,3 persen sudah ada di tangan," ungkap Suharso Suharso menilai kenaikan UMP 2022
              sesungguhnya  tidak  bisa  hanya  1,09  persen  seperti  menggunakan  formula  di  Peraturan
              Pemerintah  (PP)  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan.  Dia  mengatakan,  hal  itu  juga
              dirasakan oleh salah satu pengusaha di Jakarta yang pernah berdiskusi dengannya.
              "Saya  sangat  respek  dengan  beliau  (pengusaha).  Beliau  mengatakan  kepada  saya  enggak
              mungkin Pak Harso kenaikan UMR itu, UMP itu cuma 1 persen, enggak mungkin, rumusnya itu
              memang  seperti  itu  berdasarkan  PP  dan  sebagainya.  Tapi  itu  memang  enggak  mungkin,"
              katanya.
              Sementara  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  tetap  bersikeras  dan  kembali
              mengimbau para Gubernur untuk mengacu pada PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan
              dalam  menetapkan  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  maupun  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota
              (UMK) di daerahnya.

              "Terhadap Gubernur yang menetapkan UMP tahun 2022 tidak sesuai dengan formula PP Nomor
              36  Tahun  2021,  Menaker  telah  menyurati  masing-masing  Gubernur  dimaksud  agar
              menyesuaikan  penetapan  Upah  Minimum  tahun  2022  dengan  ketentuan  peraturan
              perundangan-undangan yang berlaku," papar Dirjen PHI dan Jamsos Kemenaker, Indah Anggoro
              Putri, melalui Siaran Pers Biro Humas Kemenaker, Sabtu (01/01/22).

              Putri menjelaskan, berdasarkan hasil monitoring Kemenaker pada 31 Desember 2021, dari 34
              provinsi yang telah menetapkan UMP tahun 2022, terdapat 29 provinsi yang menetapkan UMP
              sesuai formula PP Nomor 36 Tahun 2021. Selain itu, terdapat 27 provinsi yang memiliki UMK di
              252 kabupaten/kota.

              "Dari jumlah tersebut, sebanyak 236 UMK telah ditetapkan sesuai PP Nomor 36 Tahun 2021,"
              katanya.



                                                           126
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132