Page 135 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 135

"Di tahun 2015 sampai 2016 keluarlah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015, di
              mana dalam PP tersebut penghitungan penetapan UMP didasari pertumbuhan perekonomian dan
              inflasi dikalikan tahun berjalan," kata Kadisnakertrans DKI Jakarta Andri Yansyah dalam diskusi
              Crosscheck by Medcom.id dengan tema 'Kontroversi Upah Anies', Minggu, 2 Januari 2022.

              Andri mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengambil data pertumbuhan
              ekonomi  dan  inflasi  dari  Badan  Pusat  Statistik  (BPS).  Pengambilan  data  dari  BPS  sudah
              berlangsung sejak 2015.

              "Di situ sudah agak stabil penetapan yang kita lakukan berkisar 8 persen, 8,3, 8,7, pernah di
              tahun 2016 dan itu hasil kesepakatan dewan pengupahan 14,8 persen, selebihnya itu betul-betul
              stabil 8,3 sampai 8,7 persen dan tahun 2020 untuk UMP 2021 di mana posisi perekonomian kita
              sedang terpuruk dengan adanya pandemi, kita menetapkan UMP 3,27 persen," ujar Andri.

              Pemprov  DKI  juga  menggunakan  formula  berdasarkan  PP  Nomor  36  Tahun  2021.  Hitungan
              dalam beleid itu dipakai untuk menaikkan gaji pekerja di Jakarta.
              "Formulasinya  itu  (dari)  upah  minimum  tahun  penetapan,  di  dasari  upah  minimum  tahun
              berjalan, ditambah atau pertumbuhan ekonomi atau inflasi, pilih yang paling tinggi, dikalikan
              batas atas dikurangi upah tahun berjalan, dibagi dengan batas atas dikurangi batas bawah, dikali
              upah minimum tahun berjalan," tutur Andri.
              Lalu, Pemprov DKI sudah menghitung batas atas konsumsi perkapita yang dikalikan dengan
              banyaknya rata-rata anggota rumah tangga. Tiap anggota keluarga yang bekerja pun sudah
              dihitung.

              Rata-rata anggota rumah tangga dan bekerja diketahui dari data milik Menteri Ketenagakerjaan
              Ida Fauziyah. Ida mengeluarkan edaran pada 9 November 2021.

              "Itu adanya di Surat Menteri Ketenagakerjaan Nomor BM/383/HI/.01.00/11 tahun 2021 perihal
              penyampaian data perekonomian dalam penetapan upah minimum tahun 2022 pada 9 November
              2021," ucap Andi.

              Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan UMP DKI Jakarta 2022 naik
              sebesar 5,1 persen menjadi Rp4.641.854 per bulan terhitung sejak 1 Januari 2022. Pada putusan
              kedua disebutkan UMP DKI berlaku bagi buruh dengan masa kerja kurang dari satu tahun.

              Dalam putusan ketiga disebutkan pengusaha wajib menyusun dan menerapkan struktur, serta
              skala upah dengan memperhatikan kemampuan perusahaan. Pada putusan keempat disebut
              pengusaha akan dikenakan sanksi jika membayar upah lebih rendah dari UMP yang ditetapkan.

              SK tersebut diklaim mempertimbangkan nilai pertumbuhan ekonomi dan inflasi nasional agar
              menjaga daya beli masyarakat atau buruh. Hal ini disebut untuk pencapaian penghasilan yang
              memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

              (AZF).












                                                           134
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140