Page 81 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 81

negative - Nurjaman (Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Apindo DKI Jakarta) Tidak
              sesuai  dengan  aturan  yang  semestinya,  karena  dalam  SK  Gubernur  tersebut  tidak
              mencantumkan konsiderans mengenai PP Nomor 36 tahun 2021

              negative - Nurjaman (Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Apindo DKI Jakarta) Artinya
              kalau ditarik kesimpulan dari dua hal tadi dengan SK Gubernur yang sekarang, itu sangat jauh
              berbeda. Yang pertama jelas konsiderans-nya mengacu pada PP Nomor 36/2021 karena ada
              aturan dan perintah dari PP tersebut. Tapi sekarang, kalau kami lihat hal itu tidak melihat pada
              SK Gubernur tersebut. Alasannya kami tidak tahu, mungkin bisa ditanya kepada pemerintah DKI
              Jakarta

              positive - Ninasapti Triaswati (Ekonom Universitas Indonesia) Pemda DKI tentu berusaha yang
              terbaik untuk rakyatnya dengan menggunakan asumsi tertinggi

              negative - Ninasapti Triaswati (Ekonom Universitas Indonesia) Dalam PP nomor 36 tahun 2021
              tidak  ada  tertulis  apabila  lewat  tenggat  waktu  apakah  dibatalkan,  makanya  bisa  dibawa  ke
              pengadilan kalau keberatan

              negative - Ninasapti Triaswati (Ekonom Universitas Indonesia) Ini jadi momentum perbaikan
              dalam peraturan, harus ada ruang untuk revisi sesuai dengan kondisi aktual. Kalau kasus (Covid-
              19) naik, toko atau pabrik pada tutup, perlu direvisi, kalau tidak pengusaha akan mengambil opsi
              merumahkan para pekerja karena tak sanggup membayar upah



              Ringkasan

              Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menaikkan besaran persentase upah minimum
              provinsi DKI Jakarta 2022 dari sekitar 1,09 persen atau sekitar Rp 38 ribu menjadi menjadi 5,1
              persen atau sebesar kurang lebih Rp 225 ribu, memantik pro kontra di berbagai kalangan, mulai
              dari pemerintah pusat, pengusaha hingga pengamat ekonomi.



              PENGUSAHA AKAN TUNTUT ANIES TERKAIT KENAIKAN UMP DKI JAKARTA 2022

              Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menaikkan besaran persentase upah minimum
              provinsi DKI Jakarta 2022 dari sekitar 1,09 persen atau sekitar Rp 38 ribu menjadi menjadi 5,1
              persen atau sebesar kurang lebih Rp 225 ribu, memantik pro kontra di berbagai kalangan, mulai
              dari pemerintah pusat, pengusaha hingga pengamat ekonomi.

              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  tetap  bersikeras  dan  kembali  mengimbau  para
              Gubernur  untuk  mengacu  pada  PP  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan  dalam
              menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) maupun Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di
              daerahnya.

              "Terhadap Gubernur yang menetapkan UMP tahun 2022 tidak sesuai dengan formula PP Nomor
              36  Tahun  2021,  Menaker  telah  menyurati  masing-masing  Gubernur  dimaksud  agar
              menyesuaikan  penetapan  Upah  Minimum  tahun  2022  dengan  ketentuan  peraturan
              perundangan-undangan yang berlaku," papar Dirjen PHI dan Jamsos Kemenaker, Indah Anggoro
              Putri, melalui Siaran Pers Biro Humas Kemenaker, Sabtu (1/1/22).

              Putri menjelaskan, berdasarkan hasil monitoring Kemenaker pada 31 Desember 2021, dari 34
              provinsi yang telah menetapkan UMP tahun 2022, terdapat 29 provinsi yang menetapkan UMP




                                                           80
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86