Page 83 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 83

Meski begitu Rizal tidak menutup mata, kenaikan UMP yang diumumkan menjelang akhir tahun
              ini cukup membuat para pengusaha keberatan. Dia menilai keberatan tersebut hanya sebagai
              respon dari pengusaha yang sudah menyusun penganggaran sebelum akhir tahun. Terlebih kata
              dia, tidak semua sektor telah mengalami pemulihan bisnis yang sama, sehingga menimbulkan
              gejolak dari kalangan pengusaha.

              "Ini akhir tahun yang biasanya pengusaha ini sudah mempersiapkan dan melihat kinerja selama
              ini. Ada juga pengusaha yang belum fit atau sehat dari sisi bisnisnya," pungkasnya.

              Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) DKI Jakarta sendiri telah
              menyampaikan  keberatan  mereka  atas  terbitnya  Keputusan  Gubernur  (Kepgub)  DKI  Jakarta
              Nomor 1517 Tahun 2021 tentang UMP DKI Jakarta 2022. Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi
              (DPP) Apindo DKI Jakarta, Nurjaman menegaskan, pihaknya memiliki beberapa alasan terkait
              rasa keberatan pada regulasi tersebut. Pertama adalah bahwa kebijakan tersebut dinilai tidak
              sesuai dengan regulasi yang sebenarnya.

              "Tidak  sesuai  dengan  aturan  yang  semestinya,  karena  dalam  SK  Gubernur  tersebut  tidak
              mencantumkan  konsiderans  mengenai  PP  Nomor  36  tahun  2021,"  kata  Nurjaman  melalui
              konferensi pers virtual, Kamis (30/12/21).

              Nurjaman menegaskan bahwa akibat dari hal tersebut, pihak dunia usaha pun mempertanyakan
              apa  yang  menjadi  pertimbangan  hukum  atas  upah  minimum  DKI  Jakarta  di  SK  Gub  Nomor
              1517/2021 itu.

              Selanjutnya, sambung Nurjaman, adalah bahwa SK Gubernur Nomor 1517/2021 itu jelas tidak
              sejalan dengan rekomendasi Dewan Pengupahan DKI Jakarta, berdasarkan hasil sidang tanggal
              15 November 2021 yang bertempat di Kantor Balai Kota DKI Jakarta. Pada sidang yang dihadiri
              kalangan  pengusaha,  wakil  dari  beberapa  Serikat  Pekerja  dan  Serikat  Buruh  serta  unsur
              pemerintah, memastikan bahwa pemerintah dan dunia usaha sudah sepakat untuk mematuhi
              dan mempergunakan aturan formula upah minimum DKI Jakarta untuk Tahun 2022, dengan
              memakai formula sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2021.
              "Artinya kalau ditarik kesimpulan dari dua hal tadi dengan SK Gubernur yang sekarang, itu sangat
              jauh berbeda. Yang pertama jelas konsiderans-nya mengacu pada PP Nomor 36/2021 karena
              ada aturan dan perintah dari PP tersebut. Tapi sekarang, kalau kami lihat hal itu tidak melihat
              pada SK Gubernur tersebut. Alasannya kami tidak tahu, mungkin bisa ditanya kepada pemerintah
              DKI Jakarta," pungkas Nurjaman.

              Apresiasi  muncul  dari  ekonom  Universitas  Indonesia  (UI)  Ninasapti  Triaswati  atas  kebijakan
              Gubernur DKI Jakarta itu sebagai upaya keberpihakan terhadap para pekerja. Nina menyebut
              langkah  Anies  merupakan  hal  yang  wajar  tatkala  menggunakan  asumsi  tertinggi  dari
              kementerian atau lembaga pemerintah pusat sebagai indikator menetapkan besaran UMP.

              "Pemda  DKI  tentu  berusaha  yang  terbaik  untuk  rakyatnya  dengan  menggunakan  asumsi
              tertinggi," ujar Nina.
              Nina melihat kontroversi ini terjadi lantaran terdapat area abu-abu dalam PP nomor 36 tahun
              2021  terkait  persoalan  waktu  yang  belum  secara  jelas  apabila  melewati  tanggal  yang  telah
              ditetapkan.

              Nina menyebut perlu ada perbaikan dalam mencari jalan keluar antara pemerintah daerah dan
              swasta dalam menentukan UMP. Nina mengatakan pemerintah pusat perlu memberikan ruang
              revisi dalam penentuan upah yang dinamis dan mengikuti situasi yang tengah terjadi. Menurut
              Nina, ketentuan upah seharusnya mengikuti pertumbuhan ekonomi dan kondisi yang saat ini
              terjadi, baik saat negatif maupun positif.

                                                           82
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88