Page 94 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 FEBRUARI 2020
P. 94
sehingga investor akan mengeluarkan biaya investasi dua kali lipat jika dibandingkan
harus membuka usaha di negara lain.
Selain persoalan izin, Indonesia juga masih bermasalah dengan mahalnya biaya
memulai usaha, tingkat Pendidikan pekerja yang rendah, pasar tenaga kerja yang
tidak kondusif, dan rendahnya tingkat inovasi.
"Rendahnya indikator daya saing usaha ini diketahui secara luas oleh dunia karena
world economic forum (WEF) mencatat daya saing kita hanya berada di peringkat
50 dari 141 negara," katanya.
Kondisi tersebut, lanjut Fathan telah diakui secara langsung oleh Presiden Joko
Widodo (Jokowi) bahwa jika salah satu persoalan mendasar dalam upaya menarik
investasi langsung dari luar negeri (direct Investment foreign) adalah ruwetnya
birokrasi di tanah air.
Maka dibutuhkan RUU Cipta Kerja karena jika direvisi satu per satu maka
dibutuhkan waktu sedikitnya 50 tahun untuk menuntaskannya.
"Saat ini pertumbuhan ekonomi kita terancam dengan resesi dunia akibat perang
dagang dan merebakanya virus Corona Wuhan 2019. Maka salah satu cara agar
Indonesia tetap dilirik oleh investor adalah meningkatkan daya saing usaha melalui
RUU Cipta Kerja," tukasnya.
Kendati demikian, Fathan tetap mempersilakan pihak-pihak yang keberatan atas
pasal-pasal dalam RUU Cipta Kerja menyuarakan aspirasinya.
Menurutnya para wakil rakyat pasti akan membahas keberatan-keberatan dalam
forum-forum rapat alat kelengkapan dewan.
"Ya silakan saja kalau yang keberatan sampaikan aspirasi ke DPR. Saya yakin jika
rasional dan memberatkan rakyat, para legislator tidak akan segan mengubah
substansi RUU Cipta Kerja," pungkasnya.
Page 93 of 151.