Page 87 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 MEI 2019
P. 87
Berikut simulasinya:
detikFinance mencoba melakukan simulasi pada pegawai yang belum menikah.
Sebut saja Andi yang bekerja di PT ABCD dengan gaji sebulan Rp 5.000.000 dan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 80.000/bulan. Andi mendapat bonus atau THR
sebesar sebulan gaji yaitu Rp 5.000.000.
Jika ingin mengetahui besaran pajak THR yang harus dibayar Andi harus
menghitung terlebih dahulu total penghasilan bruto, penghasilan neto dan total
penghasilan yang dikenakan pajak PPh 21.
Jika gaji Andi Rp 5.000.000 per bulan, maka setahun Rp 60 juta, ditambah dengan
THR Rp 5.000.000 total penghasilan brutonya menjadi Rp 65 juta dalam setahun.
Penghasilan bruto akan dikurangi biaya pengurangan seperti biaya jabatan sebesar
5%, serta biaya iuran pensiun yang dikalikan selama satu tahun. Dari situ, maka
akan diperoleh penghasilan neto sebesar Rp 60.790.000.
Penghasilan neto ini akan dikurangi penghasilan tidak kena pajak (PTKP) yang
sebesar Rp 54.000.000 per tahun. Sehingga didapat Rp 6.790.000.
Terakhir, besaran tersebut harus dikalikan PPh Pasal 21 sebesar 5%. Hasilnya Rp
339.500
Nah untuk mengetahui berapa pajak THR yang harus dibayarkan juga harus
menghitung pajak PPh Pasal 21 untuk gaji atau penghasilan selama setahun dengan
rumus yang sama. Jika penghasilan netto Rp 60.000.000 setahun dengan biaya
pengurangan yang sama maka PPh Pasal 21 nya sebesar Rp 102.000.
Dengan begitu, pajak THR yang harus dibayar Andi adalah sebesar Rp 237.500 yang
berasal dari PPh Pasal 21 untuk gaji dan THR sebesar Rp 339.500 dikurangi dengan
PPh Pasal 21 untuk gaji saja sebesar Rp 102.000.
Dengan begitu, maka THR yang diterima Andi adalah Rp 5.000.000 dipotong pajak
Rp 237.500 menjadi Rp 4.762.500
Berikut rumus cara hitung berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2006 Tahun 2006
A. Cara menghitung PPh Pasal 21 atas gaji dan THR:
Gaji: Rp 5.000.000 x 12= Rp 60.000.000
Bonus atau THR: Rp 5.000.000
Maka penghasilan bruto: Rp 65.000.000
Page 86 of 117.