Page 12 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JUNI 2020
P. 12

terhadap ABK asal Indonesia. "Kami akan menghentikan penempatan ABK di kapal ikan asing,"
              kata dia kepada Tempo, kemarin.

              Kasus  terbaru  adalah  penyiksaan  terhadap  Reynalfi  dan  Andri  Juniansyah,  dua  ABK  asal
              Indonesia  yang  bekerja  di  kapal  ikan  asal  Cina,  Lu  Qian  Yua  Yu  901.  Berdasarkan  laporan
              Destructive Fishing Watch Indonesia,keduanya melaut sejak 24 Januari lalu. Tapi lima bulan
              bekerja, mereka tidak pernah menerima gaji.

              Reynalfi dan Andri malah mengalami kekerasan fisik dan intimidasi di atas kapal dari kapten dan
              ABK asal Cina. Pada Jumat, 5 Juni lalu, Andri dan Reynalfi melompat ke laut saat melintasi Selat
              Malaka,  di  antara  Provinsi  Riau  dan  Malaysia.  Mereka  mendapat  pertolongan  dari  nelayan
              Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

              Agung mengatakan pemerintah mendorong pemenuhan hak-hak dua ABK nahas ini. Dia pun
              menjamin penanganan kesehatan Andri dan Reynalfi sesuai dengan protokol pencegahan Covid-
              19.

              Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, An-dreau Pribadi, mengatakan

              "Yangteijjadi,  Kementerian  Kelautan  diam  Perikanan  punya  regulasi  sendiri,  Kementerian
              Ketenagakerjaan juga punya regulasi. Ada ego sektoral," ucap Biani.
              akan mendorong perusahaan perekrut dua ABK ini untuk ditindak oleh penegak hukum.'Menurut
              dia, perusahaan ini seharusnya diproses dengan Undang-Undang Tindak Pidana Perdagangan
              Orang. "Karena ada unsur penipuan yang mengakibatkan eksploitasi," kata dia.

              Andreau mengatakan kedua ABK itu direkrut oleh PT Duta Putra Group atau PT Dasa Putra.
              Perusahaan ini beralamat di Jakarta dan izinnya diterbitkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
              "Tapi masih perlu divalidasi," kata dia.

              Dari pemeriksaan sementara, Andreau menyebutkan kedua ABK ini berangkat bersama dengan
              lima ABK lainnya dalam satu rombongan. Mereka kemudian dijanjikan bekerja bukan di kapal
              ikan, melainkan di Korea Selatan. "Sebagai buruh pabrik (konfeksi)," kata dia. Hingga berita ini
              diturunkan, Tempo belum mendapat tanggapan dari PT Duta Putra Group serta Kementerian
              Tenaga Kerja.
              Sebelumnya, Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Direktorat Jenderal Perikanan
              Tangkap KKP, Goenaryo, menyatakan akan menyalurkan ABK yang dipulangkan dari luar negeri
              ke kapal ikan domestik. Mekanisme penyaluran ABK, kata dia, sedang dirundingkan bersama
              pemimpin pelabuhan perikanan.

              Koordinator Fisher Center Bitung, Diani, mengatakan kasus kekerasan terhadap ABK banyak
              yang  tidak  terekspos.  "Persoalan  penegakan  hukum  untuk  awal  kapal,  tidak  semua  sempat
              terekspos," ujar dia.

              Di Bitung, kata Diani, Fisher Center telah menerima 13 aduan kasus kekerasan ABK, baik di
              kapal  domestik  maupun  di  kapal  asing.  Dia  pun  mendorong  pemerintah  agar  berkoordinasi
              dalam  menangani  persoalan  ini.  "Yang  terjadi,  Kementerian  Kelautan  dan  Perikanan  punya
              regulasi sendiri, Kementerian Ketenagakerjaan juga punya regulasi. Ada ego sektoral," ucapnya.
              Diani pun meminta Kementerian Ketenagakerjaan meratifikasi Konvensi International Labour
              Organization  188  untuk  memberikan  perlindungan  hukum  bagi  ABK.  Seruan  yang  sama
              disampaikan  oleh  Serikat  Pekerja  Perikanan  Indonesia  (SPPI)  dan  Serikat  Buruh  Migran
              Indonesia (SBMI).



                                                           11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17